Alat-alat batu yang ditemukan di gua tersebut mirip dengan peralatan batu di Pacitan.
Baca juga: Kebudayaan Pacitan: Penemu, Peninggalan, dan Persebaran
Tradisi kapak perimbas juga tersebar luas di daerah Asia Tenggara lainnya. Seperti contohnya di Myanmar yang diteliti oleh Helmutt de Terra, Teilhard de Chardin, dan Hallam L. Movius Jr. pada 1937-1938.
Sementara H.R, van Heekeren, sebagai tawanan Perang Dunia II di Thailand, berhasil menemukan kapak-kapak perimbas di Lembah Sungai Fingnoi di dekat Bhan-kao.
Hal itu semakin meluaskan daerah persebarannya selain yang telah diketahui di Pacitan, Malaysia, Myanmar, Pakistan, dan China.
Setelah Perang Dunia II, tradisi kapak perimbas juga ditemukan di Pulau Luzon (Filipina) dan Hanoi (Vietnam).
Alat-alat dari batu yang ditemukan di daerah Asia Tenggara dan Asia Timur tersebut menunjukkan persamaan yang mencolok dalam segi bentuk dan teknologinya.
Referensi: