Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papirus, Media untuk Menulis dari Zaman Mesir Kuno

Kompas.com - 07/09/2021, 10:30 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Papirus atau papyrus adalah sejenis tanaman air yang dulunya pernah tumbuh subur di tepi dan lembah Sungai Nil.

Sebelum ditemukan kertas, tanaman ini dikenal pada zaman dulu sebagai bahan pembuatan media untuk menulis.

Bahkan bangsa Mesir pada tahun 500 SM sudah membuat media untuk menulis dan menyampaikan informasi dari bahan serat pohon papirus.

Selain di Mesir, serat tumbuhan ini juga digunakan di seluruh wilayah Mediterania dan Kerajaan Kush.

Sejarah penggunaan kertas papirus

Media tulis dari papirus pertama kali diproduksi di Mesir pada sekitar milenium ke-4 sebelum Masehi.

Bukti arkeologi paling awal ditemukan di Wadi al-Jarf, sebuah pelabuhan Mesir Kuno yang terletak di pesisir Laut Merah.

Dokumen yang ditemukan tersebut bertanggal 2560 SM, dan menggambarkan tahun-tahun terakhir pembangunan Piramida Agung Giza.

Memasuki abad pertama sebelum Masehi, penggunaan serat papirus sebagai alat komunikasi mulai mengalami penurunan karena hadirnya perkamen atau media untuk menulis dari kulit binatang.

Di saat yang sama, terjadi perkembangan dalam penggunaan lembaran papirus, yang tergolong kaku dan sulit untuk digulung.

Baca juga: Peninggalan Peradaban Yunani Kuno

Dalam budaya Yunani-Romawi, lembaran papirus mulai dipotong untuk menyusun teks naskah kuno dalam bentuk buku.

Sementara di Mesir penggunaannya masih berlanjut hingga digantikan oleh kertas yang lebih murah.

Pada abad ke-12 Masehi, papirus masih menjadi pilihan di Kekaisaran Bizantium, meskipun tidak sepopuler perkamen dan kertas.

Pembuatan kertas papirus

Lembaran papirus dibuat dari batang tanaman papirus yang telah dibuang kulit luarnya.

Setelah itu, bagian dalam atau empulur yang berserat dan lengket dipotong tipis dengan panjang sekitar 40 cm.

Setelah itu, potongan-potongan tipis tersebut disusun dan dipukul-pukul menggunakan palu hingga menjadi lembaran.

Lembaran tersebut kemudian dikeringkan selama kurang lebih satu minggu. Sebagai langkah terakhir, lembaran papirus akan dihaluskan menggunakan batu ataupun kulit kerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Britannica
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com