Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Gunung Padang, Situs Megalitik Terbesar di Asia Tenggara

Kompas.com - 03/09/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Situs Gunung Padang merupakan peninggalan Megalitikum berbentuk punden berundak yang terletak di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulaan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Dengan luas mencapai 291.800 m², situs ini tercatat sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Keberadaan Situs Gunung Padang pertama kali dilaporkan oleh Nicolaas Johannes Krom pada 1914.

Setelah diteliti, diketahui bahwa situs ini telah dibangun pada sekitar 500-220 SM oleh para penganut tradisi megalitik.

Bahkan struktur bangunan yang paling bawah diduga berusia lebih tua lagi, yakni berumur 8000 SM.

Sejarah penemuan

Nama Gubung Padang sebenarnya telah diketahui sejak 1891. Tetapi, keberadaan kompleks punden berundak di lokasi tersebut baru dilaporkan pada 1914 oleh Nicolaas Johannes Krom.

Dalam tulisannya yang berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan), Krom melaporkan bahwa di puncak Gunung Padang terdapat empat teras yang seluruhnya disusun dari batu kasar dan dihiasi batu tegak yang terbuat dari andesit.

Selain itu, di setiap terasnya terdapat gundukan tanah yang ditimbun batu. Krom pada awalnya mengidentifikasi temuan itu sebagai makam, karena bentuknya yang menggunduk.

Karena keterbatasan akses ke situs, temun bersejarah di Gunung Padang sempat terlupakan selama beberapa dekade.

Barulah pada 1979, masyarakat desa setempat melaporkan tentang keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak kepada pemerintah.

Setelah itu, situs ini terus diteliti dan diketahui bahwa bangunan di Gunung Padang adalah punden berundak yang berasal dari tradisi megalitik masa prasejarah.

Baca juga: Tradisi Megalitik: Asal-usul, Pembagian, dan Peninggalan

Kompleks punden berundak Gunung Padang

Kompleks punden berundak di Gunung Padang terdiri atas lima teras yang tersusun dengan ukuran berbeda-beda.

Material penyusun punden berundak di situs ini berupa batu-batu besar andesit yang berbentuk tiang-tiang, dengan panjang dominan sekitar satu meter.

Setiap teras mempunyai pola-pola bangunan batu yang berbeda-beda, dengan fungsi yang berbeda pula.

Teras pertama merupakan bangunan terluas, dengan jumlah batuan paling banyak. Semakin ke atas, jumlah batunya pun semakin berkurang.

Batu-batu yang jumlahnya sangat banyak tersebut tersebar hampir menutupi seluruh puncak Gunung Padang.

Saat ini, kondisinya mengalami kerusakan pada beberapa bagian karena faktor alam ataupun aktivitas wisata yang tidak terkendali.

Akibatnya, banyak batu punden yang lepas, miring, aus, terkelupas, retak, patah, dan jatuh ke lereng ataupun kaki bukit.

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Fungsi Situs Gunung Padang

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pendirian bangunan-bangunan di Situs Gunung Padang berhubungan dengan tradisi pemujaan nenek moyang yang berakar jauh di masa prasejarah.

Pasalnya, arwah nenek moyang dipercaya tinggal di tempat-tempat tinggi seperti gunung dan bukit.

Di antara bangunan megalitik yang ditemukan di Kabupaten Cianjur, punden berundak di Gunung Padang adalah yang terbesar dan terlengkap.

Sejauh ini, juga belum ditemukan keberadaan sisa permukiman yang dapat dihubungkan dengan pembangunan punden.

Oleh karena itu, para peneliti meyakini bahwa punden memang ditempatkan jauh dari masyarakat dan Situs Gunung Padang tampaknya cenderung diposisikan sebagai tempat suci, daripada sebagai bagian dari hunian kuno.

Saat ini, Situs Gunung Padang telah ditetapkan menjadi situs cagar budaya dan menjadi destinasi wisata sejarah yang penting di Kabupaten Cianjur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com