Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Van den Bosch: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Kompas.com - 30/08/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Benteng Van den Bosch atau dikenal dengan nama Benteng Pendem Ngawi adalah benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada abad ke-19.

Lokasi benteng ini terletak di Kelurahan pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Saat ini, Benteng Van den Bosch tengah dipugar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna menjaga agar bangunannya tidak semakin rusak.

Pemugaran benteng ini diperkirakan dapat selesai pada awal 2023 mendatang.

Sejarah Benteng Van den Bosch

Sejarah berdirinya Benteng Van den Bosch berawal ketika Ngawi berhasil diduduki Belanda pada 1825.

Kala itu, Ngawi memang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur, serta pusat pertahanan Belanda di Madiun dan sekitarnya.

Untuk mempertahankan kekuasaanya, pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng, yang kemudian dinamai Benteng Van den Bosch.

Lokasi benteng ini sangat strategis, yakni berada di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun.

Benteng Van den Bosch selesai dibangun pada 1845 dan digunakan sebagai hunian bagi 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes van den Bosch.

Oleh masyarakat, benteng ini juga disebut Benteng Pendem, karena posisinya memang sengaja dibuat lebih rendah dari tanah disekitarnya, sehingga tampak terpendam.

Baca juga: Benteng Pendem Ambarawa: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Fungsi Benteng Van den Bosch

Pada awal pembangunannya, Benteng Van den Bosch digunakan oleh Belanda untuk mempertahankan kedudukannya sekaligus menjaga jalur perdagangan di Jawa Timur.

Selama masa pendudukan Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi penjara. Antara Februari 1943 hingga Februari 1944, tercatat sekitar 1.580 pria mendekam di bangunan ini. Jumlah tersebut semakin bertambah hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.

Nakamura tercatat sebagai komandan penjara, sementara penduduk sekitar dipekerjakan sebagai penjaganya. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, para tawanan tersebut dibebaskan.

Setelah penyerahan kedaulatan, Benteng Van den Bosch sempat digunakan oleh TNI Angkatan Darat.

Kompleks bangunan

Benteng Van den Bosch berukuran 165 meter x 80 meter dan dibangun di atas lahan seluas 15 hektare.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com