Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Patung Kartini Pemberian Jepang

Kompas.com - 30/08/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Patung Kartini yang terletak di Monumen Nasional menyimpan keunikannya sendiri.

Jika dilihat secara lebih teliti, terdapat sebuah aksara kanji di bagian dasar patung. 

Banyak orang mengira tulisan tersebut adalah huruf Tionghoa. 

Namun, rupanya Patung Kartini ini dibentuk oleh pemerintah Jepang dan diberikan kepada Indonesia pada April 1963. 

Baca juga: Tragedi Cikini 1957, Upaya Pembunuhan Soekarno

Asal Usul

Patung Kartini dibuat oleh Prof. Kato Kensei dari Akademi Kesenian Jepang.

Pembuatan Patung Kartini sendiri dilandasi dengan rasa kagumnya terhadap para perempuan Indonesia. 

Pada 1961, Kato berkunjung ke Indonesia. Ia mengatakan kepada Soekarno mengenai keinginannya untuk membuat patung yang merepresentasikan perempuan Indonesia.

Soekarno pun menerima dengan sangat baik keinginan Kato.

Bermula dari situ, Kato kemudian mengusulkan untuk membuat sosok Kartini dan mulai mempelajari tentang tokoh perempuan hebat satu ini. 

Semakin Kato mengenal sosok Kartini, ia semakin yakin bahwa Kartini yang akan dijadikan model patungnya. 

Baca juga: Perampokan De Javasche Bank Tahun 1902

Rancangan

Semua pimpinan Gabungan Wanita Demokratis Sedunia juga setuju jika Kartini yang dijadikan model dalam patungnya. 

Setelah itu, Kato mulai merencakan pembentukan Patung Kartini.

Ketika Soekarno berkunjung ke Jepang, Kato segera menemuinya lagi untuk meminta pertimbangan terkait bentuk Patung Kartini.

Akhirnya, diputuskan bahwa Kartini nantinya akan diapit dengan dua patung perempuan lain. 

Setelah diputuskan, Kato mulai mengerjakannya. Kato menargetkan patung tersebut selesai pada April 1962. 

Baca juga: Mengapa Belanda Mengirim Dr. Snouck Hurgronje ke Aceh?

Peletakan Batu

Ternyata penyelesaian Patung Kartini harus mundur satu tahun. Patung Kartini berhasil diselesaikan tahun 1963.

Kemudian, peletakan batu pertama Patung Kartini berlangsung pada 22 April 1963. 

Tanggal tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Konferensi Wartawan Asia Afrika (KWAA) di Jakarta.

Para delegasi dalam konferensi tersebut juga turut menghadiri peletakan Patung Kartini dengan menggunakan pakaian khas negaranya masing-masing.

Selain mereka, tokoh-tokoh perempuan nasional juga turut hadir seperti Maria Ullfah Santoso dan Hurustiati Subandrio.

Gubernur Soemarno, Wakil Gubernur Henk Ngantung, sejumlah peserta KWAA, antara lain Sri Lanka, Kamboja, Vietnam, Korea, Mali, Guinea, Nepal, Filipina, Afrikat Barat, dan Jepang.

Dalam acara tersebut, Gubernur Soemarno mengatakan bahwa mulanya Patung Kartini akan diletakkan di Kebayoran, tetapi diganti ke Taman Suropati.

Alasannya adalah tempat itu bernuansa tenang sehingga dapat menggambarkan kepribadian perempuan Indonesia. 

Akan tetapi, rupanya keputusan tersebut belum final.

Pilihan terakhir jatuh ke Taman Gedung Depernas yang ramai, karena tempat tersebut dianggap lebih cocok dan mencerminkan gerak dinamik dari revolusi.

Baca juga: Kolonialisme: Pengertian, Tujuan, dan Perkembangannya

Peresmian

Proses pembangunan Patung Kartini secara keseluruhan baru selesai pada Juli 1963.

Patung tersebut terbuat dari perunggu berwarna hitam dengan tinggi dua meter dan menghadap ke arah Hotel Indonesia.

Bentuknya sendiri seperti Kartini sedang berjalan dengan tangan kiri memegang dada dan tangan kanan membimbing.

Sedangkan dua patung perempuan lainnya menggambarkan ibu yang sedang menyusui dan menari.

Peresmiannya Patung Kartini dilakukan pada 19 Agustus 1963. 

Peresmian dilakukan dengan Katsushi Terazono, perwakilan pemerintah Jepang menyerahkan Patung Kartini dari lembaga National Movement for Asian Good-Neighborhood kepada pemerintah Indonesia, Gubernur Soemarno.

Disusul juga dengan melakukan penandatanganan piagam serah terima.

Baca juga: Tujuan Pembangunan Rel Kereta Api pada Masa Kolonial

Pemindahan

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, makna dari Patung Kartini semakin memudar.

Sikap abai dalam merawat patung tersebut juga terlihat dari hilangnya piagam serah terima patung tersebut.

Patung Kartini dan dua perempuan itu semakin hilang makna setelah Gubernur Sutiyoso memindahkannya ke Monumen Nasional atau Monas tahun 2005.

Alasan pemindahan ini karena patung itu telah ditempatkan secara asal-asalan, tidak sesuai dengan nama jalan.

Kini, tempat bekas Patung Kartini diisi oleh Patung Pangeran Diponegoro. 

 

Artikel ini telah tayang di Historia.id dengan judul "Patung Kartini Pemberian Jepang".

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com