Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Majapahit: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Kompas.com - 06/08/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir di nusantara yang berdiri antara abad ke-13 hingga abad ke-16.

Dalam sejarahnya, Majapahit dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dengan wilayah kekuasaan hampir mencakup seluruh nusantara.

Kerajaan Majapahit didirikan pada 1293 M oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari.

Puncak kejayaan kerajaan ini berlangsung pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang berkuasa antara 1350-1389 M.

Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit berhasil menaklukkan Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura), dan sebagian Kepulauan Filipina.

Selain itu, kerajaan ini juga menjalin relasi dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam, dan China.

Sumber sejarah Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari Kitab Negarakertagama, Pararaton, buku-buku kidung, prasasti-prasasti, dan berita-berita China.

Baca juga: Raden Wijaya, Pendiri Kerajaan Majapahit

Sejarah singkat Kerajaan Majapahit

Sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit diawali dengan runtuhnya Kerajaan Singasari pada 1292 M akibat pemberontakan Jayakatwang, Adipati Kediri.

Raden Wijaya kemudian meminta bantuan kepada Adipati Madura yang bernama Arya Wiraraja, untuk membalas dendam.

Dengan bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya kemudian kembali ke Singasari dan mengaku ingin mengabdikan diri kepada Jayakatwang.

Jayakatwang menyambutnya dengan senang hati dan memberikan Raden Wijaya sebuah wilayah yang bernama Hutan Tarik.

Saat membabat Hutan Tarik untuk dijadikan pedesaan, Raden Wijaya menemukan buah maja yang rasanya sangat pahit.

Berdasarkan pengalaman itulah, pedesaan yang dibangun kemudian diberi nama Majapahit.

Dalam perkembangannya, penduduk dari Tumapel dan Daha mulai berdatangan untuk tinggal di Majapahit.

Setelah membalas dendam terhadap Jayakatwang dan mengusir pasukan China utusan Kubilai Khan dari tanah Jawa, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada 1293.

Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Letak Kerajaan Majapahit berada di Mojokerto, Jawa Timur.

Baca juga: Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit Penakluk Nusantara

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Meski kerap diwarnai pemberontakan pada awal berdirinya, Kerajaan Majapahit berhasil berkembang menjadi kerajaan terbesar di nusantara.

Masa keemasan kerajaan ini berlangsung pada saat diperintah oleh Hayam Wuruk (1350-1389 M).

Kejayaan Majapahit tidak luput dari peran Gajah Mada, mahapatih yang berhasil menumpas semua pemberontakan dan bersumpah akan menyatukan wilayah nusantara.

Selama 39 tahun berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada berhasil membuat seluruh kepulauan Indonesia bahkan Jazirah Malaka mengibarkan panji-panji Majapahit.

Sumpah Palapa yang dilontarkan Gajah Mada pun terlaksana, dengan daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, ditambah Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina.

Selain itu, kerajaan ini juga menjalin relasi dengan Campa (Thailand), Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam, dan China.

Majapahit juga mempunyai armada angkatan laut yang tangguh di bawah pimpinan Mpu Nala.

Dengan kekuatan militer dan strateginya, Majapahit mampu menciptakan stabilitas di wilayahnya.

Sementara dalam bidang ekonomi, Majapahit menjadi pusat perniagaan di Asia Tenggara dengan komoditas ekspor terdiri dari lada, garam, dan kain.

Baca juga: Hayam Wuruk, Raja Terbesar Kerajaan Majapahit

Raja-raja Kerajaan Majapahit

  • Raden Wijaya (1293-1309 M)
  • Sri Jayanagara (1309-1328 M)
  • Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M)
  • Hayam Wuruk (1350-1389 M)
  • Wikramawardhana (1389-1429 M)
  • Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)
  • Prabu Brawijaya I (1447-1451 M)
  • Prabu Brawijaya II (1451-1453 M)
  • Prabu Brawijaya III (1456-1466 M)
  • Prabu Brawijaya IV (1466-1468 M)
  • Prabu Brawijaya V (1468 -1478 M)
  • Prabu Brawijaya VI (1478-1489 M)
  • Prabu Brawijaya VII (1489-1527 M)

Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Gajah Mada dan Hayam Wuruk.

Sejak saat itu, para penerusnya tidak ada yang cakap dalam mengelola luasnya kekuasaan Majapahit.

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mendorong runtuhnya Kerajaan Majapahit, di antaranya:

  • Banyak wilayah taklukkan yang melepaskan diri
  • Terdapat konflik perebutan takhta
  • Meletusnya Perang Paregreg
  • Semakin berkembangnya pengaruh Islam di Jawa

Kekuasaan Kerajaan Majapahit benar-benar berakhir pada 1527, setelah ditaklukkan oleh pasukan Sultan Trenggana dari Kesultanan Demak.

Sejak saat itu, wilayahnya yang tersisa diambil alih oleh Kesultanan Demak.

Baca juga: Gajah Mada: Cita-cita, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mempunyai banyak peninggalan sejarah berupa candi, prasasti, dan kitab.
Berikut ini daftar candi peninggalan Kerajaan Majapahit.

  • Candi Tikus
  • Candi Bajang Ratu
  • Candi Wringin Lawang
  • Candi Brahu
  • Candi Pari
  • Candi Penataran
  • Candi Jabung
  • Candi Sukuh
  • Candi Cetho
  • Candi Wringin Branjang
  • Candi Surawana
  • Candi Minak Jinggo
  • Candi Rimbi
  • Candi Kedaton
  • Candi Sumberjati

Berikut ini daftar prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit.

  • Prasasti Kudadu
  • Prasasti Sukamerta
  • Prasasti Prapancasapura
  • Prasasti Wringin Pitu
  • Prasasti Wurare
  • Prasasti Balawi
  • Prasasti Parung
  • Prasasti Biluluk
  • Prasasti Karang Bogem
  • Prasasti Katiden
  • Prasasti Canggu
  • Prasasti Jiwu
  • Prasasti Marahi Manuk

Berikut ini daftar kitab peninggalan Kerajaan Majapahit.

  • Kitab Negarakertagama
  • Kitab Sutasoma
  • Kitab Arjunawijaya
  • Kitab Panjiwijayakrama
  • Kitab Pararaton
  • Kitab Usana Jawa
  • Kitab Ranggalawe
  • Kitab Sorandakan
  • Kitab Sundayana

 

Referensi:

  • Isnaini, Danik. (2019). Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Stori
Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Stori
Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Stori
Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Stori
Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Stori
Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Stori
Sejarah Nuzulul Quran

Sejarah Nuzulul Quran

Stori
Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Stori
Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Stori
Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Stori
Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Stori
Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Stori
Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com