Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Umum Surakarta: Latar Belakang, Kronologi, dan Penyelesaian

Kompas.com - 04/08/2021, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Penyelesaian 

Akan tetapi, Belanda tetap melakukan serangan. Pada 11 Agustus 1949, Belanda menyerang warga di beberapa lokasi. 

Akibatnya, beberapa penduduk sipil tewas.

Lebih lengkapnya, di Sambeng 32 orang tewas, Pasar Nongko 67 tewas, Serengan 47 tewas, Padmonegaran Gading 21 tewas, dan Pasar Kembang 24 tewas. 

Siang harinya, Kolonel van Ohl mewakili Belanda berunding bersama Slamet Riyadi.

Dalam perundingan ini, Belanda meminta Indonesia untuk menarik mundur pasukannya sampai batas kota.

Selain itu, barikade juga harus dibersihkan. 

Setelah mendapatkan keputusan, urusan keamanan kota kemudian diserahkan kepada Mayor Achmadi selaku Komando Militer Kota Solo, tangga 24 Agustus 1949. 

Baca juga: Insiden Hotel Yamato, Perobekan Bendera Belanda di Surabaya

Dampak

Di balik banyaknya korban jiwa yang berjatuhan dalam Serangan Umum Surakarta, terdapat dampak positif yang juga bisa diambil.

Serangan yang dilakukan Tentara Pelajar berhasil memperkuat posisi tawar politik di Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB), Den Haag. 

Hasilnya, kedaulatan Republik Indonesia diakui pada 27 Desember 1949. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com