Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Komunis China: Sejarah dan Perkembangannya

Kompas.com - 15/07/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sejak saat itu, China terbagi dalam dua kekuatan besar, yaitu kekuatan PKC dan kekuatan Partai Nasionalis China (PNC) atau Kuomintang.

Dua kekuatan ini terus bersaing keras dan perang saudara tidak dapat dihindari.

Pada 1937, PKC dan PNC sempat melakukan gencatan senjata untuk bersatu melawan Jepang.

Namun, kesempatan ini juga digunakan PNC untuk mendesak PKC hingga akhirnya Perang Saudara China kembali pecah.

Revolusi Komunis China

Pada 1945, Mao Zedong, yang awalnya menjabat sebagai panglima Tentara Merah, diangkat menjadi Ketua Partai Komunis China.

Di saat yang sama, babak kedua Perang Saudara China dan Revolusi Komunis China pun dimulai.

Pada awalnya, kaum nasionalis memiliki keunggulan dalam persenjataan, wilayah, populasi, dan dukungan internasional.

Akan tetapi, antara 1946-1947, PKC berhasil mendesak kekuatan PNC dan mendapatkan banyak dukungan dari rakyat China.

Baca juga: Tokoh-Tokoh Revolusi Rusia

Menjelang 1949, PKC telah berhasil mendapatkan kota penting yang tadinya diduduki PNC.

Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong akhirnya memproklamasikan pendirian Republik Rakyat China (RRC).

Sementara PNC melarikan diri ke Taiwan dan membentuk pemerintahan sendiri.

Mao Zedong kemudian diangkat menjadi Presiden RRC pada 1954.

Menjadi penguasa satu-satunya di China

Sejak memproklamasikan berdirinya RRC pada 1 Oktober 1949, Partai Komunis China menjadi satu-satunya partai yang berkuasa.

PKC memegang kendali penuh atas negara, termasuk dari pemerintah, polisi, dan militer.

Selain itu, PKC juga memegang kendali atas media dan internet demi menghindari perbedaan pendapat di negaranya.

Revolusi Komunis China membuat negaranya menjelma menjadi raksasa yang mencuri perhatian dunia.

Sejak runtuhnya pemerintah komunis Eropa Timur pada 1989-1990 dan pembubaran Uni Soviet pada 1991, PKC telah menekankan hubungan partai-ke-partai dengan partai-partai yang berkuasa dari negara-negara sosialis yang tersisa.

Hingga saat ini, Partai Komunis China adalah partai politik terbesar kedua, setelah Partai Bharatiya Janata (India), dengan lebih dari 95 juta anggota.

 

Referensi:

  • L. Santoso A.Z. (2017). Para Penggerak Revolusi. Yogyakarta: Laksana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Sejarah Marga Purba

Sejarah Marga Purba

Stori
Penyebab Perang Dunia I

Penyebab Perang Dunia I

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com