KOMPAS.com - I Gusti Ngurah Made Agung adalah seorang raja yang berasal dari Denpasar, Bali.
Ia dinobatkan menjadi Raja Badung VII pada 1902.
Semasa kepemimpinannya, Raja Badung VII menentang penjajahan Belanda.
Ia membangkitkan semangat perjuangan melalui setiap karya-karya sastra yang ia buat, seperti Geguritan Dharma Sasana, Gegurutan Niti Raja Sasana, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Mohammad Natsir: Peran, Perjuangan, dan Karier Politiknya
I Gusti Ngurah Made Agung lahir di Denpasar, Bali, 5 April 1876. Ayahnya bernama I Gusti Gede Ngurah Pemecutan, Raja Badung V.
I Gusti Ngurah Made Agung adalah Raja Badung VII yang menjadi penentang adanya penjajahan Belanda.
Sebagai seorang raja, I Gusti Ngurah Made Agung dikenal sebagai sosok yang pemberani serta pantang menyerah demi rakyatnya.
Oleh sebab itu, I Gusti Ngurah Made Agung sangat menentang adanya Perjanjian Kuta yang terjadi antara raja-raja Bali dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Ia menganggap bahwa isi perjanjian tersebut hanya merugikan kemerdekaan kerajaan-kerajaan di Bali termasuk Kerajaan Badung.
Selain itu, pemerintah Belanda juga terlalu ikut campur dalam masalah internal yang terjadi di kerajaan-kerajaan Bali.
Dalam perjanjian dengan Belanda, beberapa hukum adat pun dilanggar, seperti hukum tawan karang.
Baca juga: Jahja Daniel Dharma: Masa Muda, Peran, dan Perjuangan
I Gusti Ngurah Made Agung adalah seorang raja yang sangat cinta akan budaya dan adat Bali.
Perjuangannya pun ia lakukan melalui karya-karya yang membangkitkan semangat perjuangan dalam melawan penjajah.
Karya-karyanya antara lain sebagai berikut:
Melalui karya-karya tersebut, I Gusti Ngurah Made Agung selalu memberi pesan moral kepada rakyatnya agar siap sedia angkat senjata melawan penjajah.