Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MH Thamrin: Masa Muda, Kiprah, dan Peran

Kompas.com - 23/06/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mohammad Husni Thamrin adalah politisi pada era Hindia Belanda asal Batavia.

Saat berusia 25 tahun, Thamrin telah diangkat menjadi anggota Dewan Kota Betawi yang didirikan pada 1905. 

MH Thamrin telah berjuang untuk memperbaiki nasib penduduk dan Kota Betawi.

Hasilnya pun tampak saat pemerintah kolonial membuat kanal Ciliwung agar Jakarta tidak terkena banjir.

Baca juga: Maulana Yusuf, Raja Banten yang Menaklukkan Kerajaan Pajajaran

Masa Muda

MH Thamrin lahir di Batavia, 16 Februari 1894. Ia merupakan keturunan Belanda-Indonesia.

Darah Belanda ia dapatkan dari sang ayah, sedangkan darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Betawi.

Ayahnya bernama Tabri Thamrin adalah seorang wedana di bawah Gubernur Jenderal Johan Cornelis van der Wijk. 

Setelah ia lulus dari Gymnasium Koning Willem III School te Batavia, ia mengambil beberapa jabatan dengan bekerja di perusahaan perkapalan, Koninklijke Paketvaart-Maatschappij.

Kemunculan Muhammad Husni Thamrin menjadi seorang tokoh pergerakan ini tidaklah mudah. 

Ia memulai gerakannya sebagai seorang tokoh lokal Betawi. 

Sejak muda, Thamrin sudah memikirkan nasib masyarakat Betawi yang ia lihat setiap harinya.

Baca juga: Halim Perdanakusuma: Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup 

Kiprah

Pada 1927, Husni Thamrin ditunjuk menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat.

Alasan Thamrin dipilih adalah karena ia dianggap pantas menduduki kursi itu, mengingat pengalamannya pernah menjadi anggota Gemeenteraad.

Pada 1929, terjadi sebuah masalah penting di dalam Gemeenteraad. 

Masalah ini berkaitan dengan pengisian lowongan jabatan wakil wali kota Betawi. 

Saat itu, pemerintah kolonial menyerahkan jabatan tersebut kepada orang Belanda yang kurang berpengalaman.

Hasil akhir perdebatan ini yaitu Muhammad Husni Thamrin lah yang diangkat sebagai wakil wali kota Batavia.

Pada 1938, ia menjadi anggota Partai Indonesia Raya (Parindra), yang didirikan dr. Soetomo. 

Sepeninggal Soetomo pada 1938, Thamrin pun ditunjuk menjadi wakil ketua Parindra.

Pada 1939, saat rapat Volksraad, Thamrin mengusulkan agar istilah Belanda Indie, Nederlands Indisch, dan Inlander diganti dengan Indonesia. 

Sayangnya usulan ini ditolak oleh pihak Belanda.

MH Thamrin pun dikenal sebagai salah satu tokoh Betawi yang pertama kali menjadi anggota Volksraad di Hindia Belanda mewakili pribumi.

Thamrin juga pernah menyumbangkan dana sebesar 2000 gulden pada 1032 untuk mendirikan lapangan sepak bola khusus untuk rakyat Hindia Beanda di Batavia.

Baca juga: Sutan Sjahrir: Masa Muda, Kiprah, Penculikan, dan Akhir Hidup

Akhir Hidup

Pada 6 Januari 1941, MH Thamrin menjadi tahanan rumah karena dicurigai membantu pasukan Jepang. 

Sebelumnya, Thamrin memang sudah berhubungan baik dengan penduduk Jepang di Hindia. 

Lima hari setelah penangkapannya, MH Thamrin wafat. Ia dimakamkan di Pemakaman Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Atas jasa-jasanya, ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 1964. Namanya juga diabadikan menjadi nama-nama jalan. 

Referensi:

  • Ajisaka, Arya. Dewi Damayanti. (2010). Mengenal Pahlawan Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com