Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pahlawan Nasional Asal Jakarta

Kompas.com - 23/06/2021, 07:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa penjajahan Indonesia dulu, Jakarta atau dulunya bernama Batavia adalah ibu kota Hindia Belanda. 

Semasa penjajahan dulu, terdapat banyak tokoh-tokoh nasional yang turut terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Ada lima tokoh pejuang terkenal yang berasal dari Jakarta. Mereka adalah:

Baca juga: Halim Perdanakusuma: Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Mohammad Husni Thamrin- Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin 

Mohammad Husni Thamrin lahir di Jakarta Pusat, 16 Februari 1894. 

MH Thamrin dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Thamrin memulai kariernya saat ditunjuk untuk menjabat di Geementeraad atau Dewan Kota Batavia. 

Semasa menjabat di Geementeraad, Thamrin menangani masalah terkait pembendungan Sungai Ciliwung untuk mengatasi banjir. 

Usahanya ini kemudian terbukti, proyek penanggulangan banjir berhasil dilakukan. 

Kemudian, pada 1927, Thamrin diangkat menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat). 

Ia membentuk Fraksi Nasional untuk memperkuat kedudukan golongan nasionalis dalam dewan.

Pada rapat Volksraad pertama, Thamrin menyampaikan pendapatnya, bahwa kaum pribumi harus diberikan hak untuk mengatur pemerintahannya sendiri. 

Thamrin juga turut aktif dalam kegiatan Partai Indonesia Raya (Parindra) yang didirikan oleh dr. Sutomo. 

Setelah Sutomo wafat, Thamrin diangkat menjadi ketua Parindra.

Pada 1939, Thamrin mengajukan mosi tentang penggunaan kata Indonesia. Sayangnya, mosi tersebut ditolak oleh Belanda. 

Thamrin wafat pada 11 Januari 1941. Ia dimakamkan di Pekuburan Karet, Jakarta.

Baca juga: I Gusti Ngurah Rai: Peran, Perjuangan, dan Penghargaan

Foto Pierre Andreas Tendean. Foto Pierre Andreas Tendean.
Pierre Tendean

Pierre Tendean lahir di Batavia, 21 Februari 1939. 

Ia adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban dari peristiwa Gerakan 30 September pada 1965. 

Tendean mengawali karier militernya dengan menjadi intelijen. Ia menjadi mata-mata sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

Pada 15 April 1965, Tendean ditunjuk untuk menjadi ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution. 

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, pasukan Gerakan 30 September mendatangi rumah dinas Nasution untuk menculiknya. 

Saat itu, Tendean sedang tidur di paviliun yang berada di samping rumah dinas Jenderal Nasution. 

Setelah terdengar sebuah suara tembakan, Tendean terbangun yang segera berlari ke depan rumah. 

Ia kemudian ditangkap oleh pasukan G30S yang dipimpin oleh Pembantu Letnan Dua Djaharup. Pasukan ini mengira bahwa Tendean adalah Nasution.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com