Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sutan Syahrir Tidak Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan?

Kompas.com - 22/06/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta menjadi titik penting dalam sejarah Indonesia.

Namun Sutan Syahrir sebagai salah satu tokoh nasional waktu itu tidak hadir dalam peristiwa bersejarah itu. Mengapa demikian?

Baca juga: Halim Perdanakusuma: Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Menjelang Kemerdekaan

Pada 7 dan 9 Agustus 1945, Sekutu menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki. 

Dari kejadian ini, Sutan Syahrir, kemudian mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera mendeklarasikan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tetapi, Soekarno dan Hatta masih terus menolak.

Keduanya telah bekerja sama dengan Jepang akan menyatakan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan tanggal yang direncanakan, yaitu 15 Agustus 1945. 

Namun, sampai di hari yang dinantikan tiba, Soekarno masih belum juga meproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 

Hal tersebut ia lakukan sebab kondisi keamanan yang masih belum kondusif pasca menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. 

Sutan Syahrir dan tokoh golongan pemuda lain pun turut merasa geram. 

Puncak ketegangan terjadi saat golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. 

Soekarno dan Hatta pun diminta untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. 

Setelah setuju, akhirnya Soekarno dan Hatta dijemput oleh Achmad Subardjo untuk menyusun teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda.

Baca juga: Raden Eddy Martadinata: Kiprah, Perjuangan, dan Karier Militer

Sutan Syahrir Tidak Hadir Saat Proklamasi

Kemudian, pada 17 Agustus 1945, tibalah saat-saat yang telah dinantikan. 

Indonesia akhirnya dinyatakan telah merdeka melalui proklamasi yang dikumandangkan Presiden Soekarno. 

Namun, pada saat proklamasi, Sutan Syahrir tidaklah hadir. 

Sutan Syahrir tidak hadir saat proklamasi karena ia melakukan diplomasi ke dunia internasional agar mengakui kemerdekaan Indonesia. 

Salah satu yang ia lakukan adalah memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan Linggarjati. 

Sutan Syahrir bahkan memberikan bantuan pada India yang saat itu sedang krisis pangan. 

Ia mengirim 500.000 ton beras pada 20 Agustus 1946. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com