Meski sultan memusatkan perhatiannya pada kegiatan keagamaan, kondisi keuangan kerajaan sangat baik.
Pada masa itu, sumber penghasilan kerajaan tergantung pada aktivitas perdagangan, yang telah berkembang pesat sejak periode pemerintahan pendahulunya.
Baca juga: Kesultanan Deli: Sejarah, Raja-Raja, Kehidupan, dan Peninggalan
Bagi Sultan Maulana Muhammad, ekspansi ke Palembang lebih dimaksudkan untuk menyebarkan Islam.
Terlebih lagi, ia mendengar masih banyak masyarakat Palembang yang belum memeluk Islam.
Mengetahui cita-cita sultan, Pangeran Mas yang merupakan cucu Sunan Prawoto dari Demak, mengeluarkan argumen-argumennya agar Banten segera menyerang Palembang.
Palembang dulunya adalah wilayah kekuasaan Demak yang berhasil melepaskan diri.
Pangeran Mas berargumen, apabila Palembang ditaklukkan, maka Banten juga akan memperoleh keuntungan dari lada yang menjadi hasil pertanian daerah tersebut.
Dengan segala informasi yang didapatkannya, Sultan Maulana Muhammad pun terdorong untuk menaklukkan Palembang.
Setibanya di Palembang, pertempuran hebat pecah di Sungai Musi selama berhari-hari.
Saat Banten hampir memenangkan pertempuran, Sultan Maulana Muhammad tewas terkena tembakan.
Pada akhirnya, penyerangan tidak dilanjutkan dan pasukan Banten kembali tanpa hasil.
Sultan Maulana Muhammad wafat pada usia yang masih sangat muda, yakni 25 tahun.
Ia meninggalkan putra yang baru berusia lima bulan dari permaisurinya, Ratu Wanagiri.
Sultan Maulana Muhammad kemudian diberi gelar Pangeran Seda Ing Palembang atau Pangeran Seda Ing Rana dan dimakamkan di serambi Masjid Agung Banten.
Referensi: