Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maulana Muhammad, Raja Termuda Kesultanan Banten

Kompas.com - 22/06/2021, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Meski sultan memusatkan perhatiannya pada kegiatan keagamaan, kondisi keuangan kerajaan sangat baik.

Pada masa itu, sumber penghasilan kerajaan tergantung pada aktivitas perdagangan, yang telah berkembang pesat sejak periode pemerintahan pendahulunya.

Baca juga: Kesultanan Deli: Sejarah, Raja-Raja, Kehidupan, dan Peninggalan

Ekspansi ke Palembang dan akhir hidup

Bagi Sultan Maulana Muhammad, ekspansi ke Palembang lebih dimaksudkan untuk menyebarkan Islam.

Terlebih lagi, ia mendengar masih banyak masyarakat Palembang yang belum memeluk Islam.

Mengetahui cita-cita sultan, Pangeran Mas yang merupakan cucu Sunan Prawoto dari Demak, mengeluarkan argumen-argumennya agar Banten segera menyerang Palembang.

Palembang dulunya adalah wilayah kekuasaan Demak yang berhasil melepaskan diri.

Pangeran Mas berargumen, apabila Palembang ditaklukkan, maka Banten juga akan memperoleh keuntungan dari lada yang menjadi hasil pertanian daerah tersebut.

Dengan segala informasi yang didapatkannya, Sultan Maulana Muhammad pun terdorong untuk menaklukkan Palembang.

Setibanya di Palembang, pertempuran hebat pecah di Sungai Musi selama berhari-hari.

Saat Banten hampir memenangkan pertempuran, Sultan Maulana Muhammad tewas terkena tembakan.

Pada akhirnya, penyerangan tidak dilanjutkan dan pasukan Banten kembali tanpa hasil.

Sultan Maulana Muhammad wafat pada usia yang masih sangat muda, yakni 25 tahun.

Ia meninggalkan putra yang baru berusia lima bulan dari permaisurinya, Ratu Wanagiri.

Sultan Maulana Muhammad kemudian diberi gelar Pangeran Seda Ing Palembang atau Pangeran Seda Ing Rana dan dimakamkan di serambi Masjid Agung Banten.

 

Referensi:

  • Maftuh. (2015). Islam pada Masa Kesultanan Banten: Perspektif Sosio-Historis. ALQALAM, Vol 32, No 1, Januari-Juni: 83-115.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com