Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Serangan Sultan Agung ke Batavia Mengalami Kegagalan?

Kompas.com - 21/06/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Raden Mas Rangsang atau lebih dikenal sebagai Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah raja Kesultanan Mataram yang berkuasa antara 1613-1645 M.

Di bawah kekuasaan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak keemasannya.

Mataram mengalami kemajuan dalam segala bidang dan hampir menguasai seluruh tanah Jawa.

Salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia (Jakarta), yang menjadi markas VOC.

Inilah salah satu alasan Sultan Agung menyerang Batavia, karena dianggap sebagai penghalang untuk menguasai Banten.

Selain itu, Sultan Agung menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.

Saat hubungan Mataram dan VOC semakin buruk, kontak-kontak senjata di antara keduanya pun tidak terhindarkan.

Sultan Agung tercatat dua kali mengirim pasukan Mataram ke Batavia untuk mengusir Belanda dari Jawa.

Akan tetapi, dua serangan yang masing-masing dilakukan pada 1628 dan 1629 selalu menemui kegagalan.

Lantas, apa penyebab kegagalan serangan pasukan Mataram terhadap VOC di Batavia?

Baca juga: Kerajaan Mataram Islam: Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan

Serangan pertama Sultan Agung ke Batavia (1628)

Pada 1628, Sultan Agung mengirim pasukan untuk melakukan serangan pertama ke VOC di Batavia.

Serangan Sultan Agung ke Batavia yang pertama dipimpin oleh Tumenggung Baureksa, bupati Kendal.

Strategi serangan pasukan Sultan Agung di Batavia pada 1628 adalah dengan membendung Sungai Ciliwung agar benteng VOC kekurangan air.

Meski strategi ini berhasil membuat pihak VOC terjangkit wabah kolera, tetapi dominasi Belanda belum bisa dipatahkan.

Pada akhirnya, pasukan Mataram memilih mundur dan kembali ke kerajaannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com