Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Nishimura Menolak Proklamasi Kemerdekaan?

Kompas.com - 16/06/2021, 14:03 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Namun, golongan pemuda, mendengar berita kemunduran Jepang ini melalui sebuah radio.

Oleh sebab itu, golongan pemuda pun mengatakan kepada golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tetapi ide ini ditolak.

Golongan tua masih berpegang teguh pada PPKI. 

Sampai akhirnya, untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, golongan muda menculik Soekarno-Hatta dan mengasingkan mereka ke Rengasdengklok.

Setelah melalui berbagai perundingan, tercapailah kesepakatan bahwa Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, selambat-lambatnya 17 Agustus 1945.

Baca juga: Katamso Darmokusumo: Kehidupan, Karier Militer, dan Kematiannya

Jenderal Nishimura Menolak Proklamasi

Setelah Soekarno-Hatta kembali tiba di Jakarta, mereka menuju rumah Jenderal Mayor Nishimura untuk menyatakan keinginan PPKI dan meminta kemerdekaan Indonesia.

Namun, Nishimura dengan tegas menolak permintaan tersebut. 

Jenderal Nishimura tidak memberikan izin kepada Soekarno dan Moh. Hatta untuk melaksanakan kemerdekaan karena Nishimura bersikeras mempertahankan status quo atau keadaan tetap Indonesia.

Hal ini juga berkaitan dengan perjanjian antara pemerintah Jepang dan pihak Sekutu. 

Larangan perubahan status quo itu berarti bahwa pemerintah jepang tidak membenarkan terjadinya proklamasi kemerdekaan.

Karena, dengan adanya proklamasi maka akan melahirkan Negara Indonesia Merdeka dan itu berarti akan mengubah status quo.

Mendengar hal ini, Bung Hatta dengan tegas menjelaskan bahwa apapun yang terjadi, Indonesia akan tetap segera memproklamasikan kemerdekaan.

Akhirnya, setelah merumuskan naskah proklamasi, Soekarno pun mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Indonesia dinyatakan merdeka. 

Baca juga: Iswahyudi: Pendidikan, Kiprah, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya

Referensi: 

  • Ariffiantono, Syachrial. Rif'atul Fikriya. dkk. (2019). Modul Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad 21. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Kewarganegaraan Dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Sejarah Marga Purba

Sejarah Marga Purba

Stori
Penyebab Perang Dunia I

Penyebab Perang Dunia I

Stori
Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Stori
5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

Stori
Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Stori
Perbedaan Trikora dan Dwikora

Perbedaan Trikora dan Dwikora

Stori
Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Stori
Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Stori
Rendah Hati atau Rendah Diri

Rendah Hati atau Rendah Diri

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com