Golongan Patricia terbatas di kalangan orang-orang yang memiliki tanah luas atau secara turun-temurun telah menjadi kelas aristokrat.
Sedangkan golongan Plebea diisi oleh masyarakat biasa, tetapi tidak semuanya miskin.
Ada juga orang Plebea yang kaya dan tetap memiliki hak dalam berpolitik serta melakukan usaha-usaha untuk menunjang kehidupan ekonomi mereka.
Pada awalnya, kepercayaan bangsa Romawi adalah animisme dan politeisme.
Masyarakatnya percaya terhadap roh-roh leluhur, dan sebagian lainnya percaya terhadap dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuasaan terhadap manusia ataupun alam.
Kepercayaan terhadap dewa-dewa ini dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan Yunani.
Kemudian pada masa pemerintahan Tiberius (14-37 M), tumbuh agama baru yaitu Kristen.
Penyebaran agama Kristen oleh Santo petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monoteisme.
Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius (378-395 M), agama Kristen dinyatakan sebagai agama resmi negara.
Baca juga: Konflik Jalur Bukit Chittagong: Latar Belakang dan Pemberontakan
Pada masa pemerintahan Theodosius, Kekaisaran Roma dibagi menjadi dua bagian, yaitu Roma Barat dengan ibu kota di Roma dan Roma Timur dengan ibu kota di Konstantinopel.
Pembagian ini didasari oleh serangkaian ancaman suku Barbar yang selama puluhan tahun telah mengganggu stabilitas negara.
Akan tetapi, pada kenyataannya pembagian wilayah ini justru mendorong keruntuhan Kekaisaran Romawi.
Segera setelah kematian Theodosius, kekacauan terjadi dan pemerintahan Roma di barat mengalami keruntuhan pada 476 usai dikalahkan oleh orang-orang Barbar.
Referensi: