KOMPAS.com - Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia menetapkan sebuah taktik untuk melawan penjajah dari negara tersebut.
Taktik perjuangan yang dilaksanakan oleh para tokoh pergerakan nasional selama masa pendudukan Jepang adalah taktik kooperatif.
Taktik ini dicetus oleh empat tokoh pejuang Indonesia.
Tokoh yang berjuang secara kooperatif pada masa pendudukan Jepang adalah:
Baca juga: Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Pelopor, Tujuan, dan Prinsip
Perjuangan kooperatif adalah perjuangan yang sifatnya moderat (lunak) dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah penjajah.
Perlawanan menggunakan taktik kooperatif ini muncul karena Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional.
Pada masa itu, Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk memenangkan Perang Asia-Pasifik.
Para tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan keuntungan yang dimiliki di organisasi bentukan Jepang untuk menanamkan nasionalisme kepada para pemuda.
Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan
Kala itu, Jepang sedang berjuang menghadapi Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya melawan negara-negara barat.
Guna memenangkan pertempuran, Jepang merebut sejumlah negara Asia Tenggara yang sebelumnya sudah dikuasai Jepang, salah satunya Indonesia.
Pada 1942, Indonesia berhasil direbut oleh Jepang saat sedang dijajah oleh Belanda.
Jepang memanfaatkan Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk membantu Jepang menghadapi perang.
Supaya rakyat bersedia membantu, Jepang berusaha mendekati para golongan nasionalis.
Pada 1943, Soekarno dan Hatta dipanggil oleh Jepang.
Kedua tokoh ini dianggap sebagai pemimpin politik yang dapat membantu Jepang.