Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teuku Nyak Arif: Kehidupan, Kiprah, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya

Kompas.com - 05/06/2021, 13:24 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Bersama Muhammad Hasan, ia juga turut mempelopori terbentuknya organisasi Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh). 

Tujuan dari organisasi ini adalah untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas namun tidak mampu untuk bersekolah.

Selain itu, organisasi lain yang juga ia bentuk adalah Persatuan Ulama Aceh (PUSA) pada 1939. 

Sayangnya organisasi ini mengalami kemunduran karena dipergunakan Jepang untuk melemahkan Belanda di Aceh. 

Pada awal 1942, masa pendudukan Jepang di Indonesia, Arif menuntut untuk mendapat semua kekuasaan atau pemerintahan, namun hal ini tidak dikabulkan oleh Residen Aceh, J. Pauw.

Oleh sebab itu, Arif melakukan pemberontakan kepada pemerintah Hindia Belanda. 

Kolonel Gosenson memerintahkan KNIL/Marsose, tentara perang kolonial Hindia Belanda, untuk menyerang Teuku Nyak Arif. 

Namun, serangan ini dapat dipukul mundur. 

Pada awal kehadiran Jepang, banyak tekanan yang terjadi terhadap organisasi dan partai-partai politik. 

Akibatnya, organisasi seperti Muhammadiyah, PUSA, Parindra, mengalami kemunduran. Bahkan Sekolah Taman Siswa juga dibubarkan. 

Pada 17 November 1943, didirikan Atjeh Shu Sangi Kai (Dewan Penasehat Daerah Aceh) untuk menarik simpati dari para elit serta berbagai kelompok di Aceh.

Badan ini dipimpin oleh Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang. 

Sejalan dengan politik yang ingin mendekati rakyat dari semua golongan, pada Juli 1945, para petinggi Jepang menghubungi para tokoh pemuda yang ada di Kutaraja. 

Jepang pun menegaskan bahwa mereka akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia. 

Oleh sebab itu, para pemuda ini diminta mengkoordinir mereka sehingga lahir suatu angkatan pemuda yang kuat di Aceh. 

Pada 14 Agustus 1945, di Atjeh Bioscoop Kutaraja, diadakan rapat pemuda yang juga bertepatan dengan hari menyerahnya Jepang kepada Sekutu. 

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, Soekarno dan Hatta merencanakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang kemudian dilakukan pada 17 Agustus 1945.

Berita proklamasi ini kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis, lalu disampaikan pada Teuku Nyak Arief.

Teuku Nyak Arief kemudian memanggil para tokoh penting yang sudah menerima berita proklamasi.

Di hadapan mereka, Arif menyatakan sumpah setianya kepada Negara Republik Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com