Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munculnya Golongan Terpelajar pada Awal Abad ke-20

Kompas.com - 03/06/2021, 15:58 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Golongan terpelajar merupakan pemuda-pemuda Indonesia yang terdidik atau pemuda-pemuda Indonesia yang telah mendapatkan pendidikan. 

Golongan terpelajar sendiri muncul pada tahun 1908 sampai 1928, pada masa pergerakan nasional Indonesia. 

Berikut ini yang menyebabkan munculnya golongan terpelajar pada awal abad ke-20 dalam masyarakat Indonesia adalah Politik Etis.

Baca juga: Wahidin Sudirohusodo: Kehidupan, Peran, dan Perjuangannya 

Politik Etis

Politik Etis atau politik balas budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan bumi putera. 

Kebijakan politik etis ini dikeluarkan oleh Ratu Belanda Wilhelmina pada 1899.

Munculnya kebijakan ini tidak lepas dari adanya kritik dari tokoh Belanda, C. Th. Van Deventer melalui tulisannya di majalah De Gids pada 1899. 

Tulisannya bertajuk Een Eereschlud (satu hutang kehormatan).

Isi tulisan ini menggambarkan pemerintah Belanda yang sudah lama mengambil untung besar dari wilayah jajahan, sedangkan rakyat pribumi menderita. 

Oleh karena itu, pemerintah Belanda pun memiliki kewajiban moral untuk melakukan balas budi.

Tiga program utama yang dibuat dalam kebijakan ini adalah:

  • Irigasi
  • Edukasi
  • Emigrasi (transmigrasi)

Dari ketiga program ini diharapkan mampu membawa perubahan besar berupa kemajuan Hindia Belanda. 

Dampak yang paling terlihat dari tiga program tersebut yaitu di bidang pendidikan, di mana pendidikan hanya diberikan kepada anak-anak pegawai negeri dan penduduk yang mampu.

Kebijakan etis ini ternyata berhasil membuka peluang bagi mobilitas sosial masyarakat di Hindia Belanda, sehingga memunculkan beberapa kelompok kecil intelektual bumiputera.

Baca juga: Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional

Implementasi Pendidikan

Pelaksanaan politik etis ini memberikan kesempatan kepada golongan tertentu untuk bisa memperoleh pendidikan. 

Sistem pendidikan yang didirikan Belanda didorong oleh suatu kebutuhan yang diperlukan Belanda, bukan untuk memajukan rakyat Indonesia. 

Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com