Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Pelopor, Tujuan, dan Prinsip

Kompas.com - 03/06/2021, 13:39 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari 120 negara yang menganggap diri mereka tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun

Gerakan ini bermula pada 1950-an sebagai upaya beberapa negara untuk menghindari terpolarisasi dunia Perang Dingin.

Berdasarkan prinsip yang disepakati pada Konferensi Bandung 1955, GNB didirikan pada 1961 di Beograd, SR, Serbia, Yugoslavia. 

Hal ini terjadi melalui inisiatif Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. 

Baca juga: Oemar Said Tjokroaminoto: Kehidupan, Peran, dan Gerakan Islam

Latar Belakang

GNB bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika atau Konferensi Asia-Afrika (KAA), sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, tahun 1955.

Konferensi ini dihadiri oleh pemimpin negara dari 29 negara berkembang di Asia-Afrika.

Konferensi ini mendiskusikan tentang masalah-masalah yang dihadapi negara-negara bekas koloni Barat yang baru saja berkembang. 

Namun KAA saja tidak cukup. Karena ada negara berkembang yang baru merdeka juga, yaitu Yugoslavia yang berada di luar Asia-Afrika.

Maka setelah KAA Bandung, pada 1956 ada pula Deklarasi Brijuni yang digelar di Pulau Brijuni, Yugoslavia.

Deklarasi tersebut ditandatangani Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.

Setelah Perang Dunia II, AS dan Uni Soviet mengalami Perang Dingin. Perang Dingin adalah ketegangan plitik yang terjadi antara Barat (AS dan Sekutu NATO) dengan Uni Soviet dan negara satelitnya. 

Yang menjadi sasaran adalah negara-negara berkembang yang baru merdeka, seperti Indonesia dan India.

Kondisi inilah yang kemudian membuat Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India, dan pemimpin dunia lainnya mencetus GNB. 

GNB terbentuk melalui Konferensi Beograd yang digelar pada 1961. 

Di sana, para negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur.

Lahirnya GNB ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin negara dunia terutama dari Asia-Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia karena adanya persaingan antara Blok Barat (Amerika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia). 

Baca juga: Ahmad Dahlan: Kehidupan, Perjuangan, dan Perannya di Muhammadiyah

Pelopor

Pendiri dari gerakan ini adalah:

  1. Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.
  2. Presiden Ghana Kwame Nkrumah.
  3. Presiden Soekarno.
  4. Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
  5. Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

Kata non-blok sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri India, Nehru, melalui pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. 

Ia menjelaskan lima pilar yang kemudian dijadikan basis dari GNB, yaitu:

  1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
  2. Perjanjian non-agresi
  3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
  4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
  5. Menjaga perdamaian

Tujuan

Tujuan utama dari GNB adalah guna mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.

GNB juga menentang adanya apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.

Gerakan ini juga menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme, serta mendukung pelucutan senjata, dan tidak mencampuri urusan negara lain.

Dalam ekonomi, GNB berkomitmen dalam pembangunan ekonomi-sosial, restrukturisasi perekonomian internasional, serta kerjasama atas dasar persamaan hak. 

Baca juga: 5 Negara Pendiri ASEAN

Prinsip

GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam KTT Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung. 

Dasasila Bandung adalah 10 poin hasil pertempuan KTT Asia-Afrika pada 18-25 April 1955 di Bandung. 

Isi Dasasila Bandung:

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional

Peran Indonesia

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok adalah:

  1. Indonesia turut menggagas GNB 
  2. Memimpin GNB
  3. Mengupayakan Perdamaian Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com