KOMPAS.com - Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari 120 negara yang menganggap diri mereka tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun
Gerakan ini bermula pada 1950-an sebagai upaya beberapa negara untuk menghindari terpolarisasi dunia Perang Dingin.
Berdasarkan prinsip yang disepakati pada Konferensi Bandung 1955, GNB didirikan pada 1961 di Beograd, SR, Serbia, Yugoslavia.
Hal ini terjadi melalui inisiatif Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
Baca juga: Oemar Said Tjokroaminoto: Kehidupan, Peran, dan Gerakan Islam
GNB bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika atau Konferensi Asia-Afrika (KAA), sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, tahun 1955.
Konferensi ini dihadiri oleh pemimpin negara dari 29 negara berkembang di Asia-Afrika.
Konferensi ini mendiskusikan tentang masalah-masalah yang dihadapi negara-negara bekas koloni Barat yang baru saja berkembang.
Namun KAA saja tidak cukup. Karena ada negara berkembang yang baru merdeka juga, yaitu Yugoslavia yang berada di luar Asia-Afrika.
Maka setelah KAA Bandung, pada 1956 ada pula Deklarasi Brijuni yang digelar di Pulau Brijuni, Yugoslavia.
Deklarasi tersebut ditandatangani Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
Setelah Perang Dunia II, AS dan Uni Soviet mengalami Perang Dingin. Perang Dingin adalah ketegangan plitik yang terjadi antara Barat (AS dan Sekutu NATO) dengan Uni Soviet dan negara satelitnya.
Yang menjadi sasaran adalah negara-negara berkembang yang baru merdeka, seperti Indonesia dan India.
Kondisi inilah yang kemudian membuat Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India, dan pemimpin dunia lainnya mencetus GNB.
GNB terbentuk melalui Konferensi Beograd yang digelar pada 1961.
Di sana, para negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur.
Lahirnya GNB ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin negara dunia terutama dari Asia-Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia karena adanya persaingan antara Blok Barat (Amerika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia).
Baca juga: Ahmad Dahlan: Kehidupan, Perjuangan, dan Perannya di Muhammadiyah
Pendiri dari gerakan ini adalah:
Kata non-blok sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri India, Nehru, melalui pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka.
Ia menjelaskan lima pilar yang kemudian dijadikan basis dari GNB, yaitu:
Tujuan utama dari GNB adalah guna mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.
GNB juga menentang adanya apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.
Gerakan ini juga menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme, serta mendukung pelucutan senjata, dan tidak mencampuri urusan negara lain.
Dalam ekonomi, GNB berkomitmen dalam pembangunan ekonomi-sosial, restrukturisasi perekonomian internasional, serta kerjasama atas dasar persamaan hak.
Baca juga: 5 Negara Pendiri ASEAN
GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam KTT Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung adalah 10 poin hasil pertempuan KTT Asia-Afrika pada 18-25 April 1955 di Bandung.
Isi Dasasila Bandung:
Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok adalah: