Setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya.
Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan, bahkan menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat.
Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada.
Di samping itu, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri.
Baca juga: Kerajaan Banten: Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalan
Pada 1641, atau sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran.
Faktor kejatuhan Kerajaan Aceh paling utama adalah adanya perebutan kekuasaan di antara para pewaris takhta.
Selain itu, kekuasaan Belanda di Pulau Sumatera dan Selat Malaka semakin menguat.
Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Belanda terus melancarkan perang terhadap Aceh.
Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.
Referensi: