Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martha Christina Tiahahu: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 28/05/2021, 17:57 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber ,Kompas.com

Kemudian, muncul kesengsaraan Maluku karena kebijakan penyerahan wajib berupa penyerahan ikan asin, kopi, dan hasil laut lain kepada Belanda.

Saat perlawanan terjadi, sebagian pasukan rakyat bersama para raja dan patih bergerak ke Saparua untuk membantu Kapiten Pattimura.

Bantuan tersebut membuat Belanda yang akan mengambil alih Benteng Beverwijk luput dari perhatian. 

Pada 10 Oktober 1817, Benteng Beverwijk jatuh ke tangan Belanda tanpa ada perlawanan. Sementara itu, pertempuran di Saparua masih terus berkobar.

Karena persediaan peluru semakin berkurang, mundurlah mereka ke pegunungan Ulath-Ouw. Di antara pasukan tersebut ada Martha beserta para raja dan patih dari Nusalaut. 

Pada 11 Oktober 1817, pasukan Belanda dipimpin oleh Richemont bergerak ke Ulath. Namun, mereka berhasil dipukul mundur. 

Tidak berhenti di situ, Mayor Beetjes dan Richemont kembali melakukan perlawanan dengan kekuatan 100 orang prajurit.

Namun, dalam pertempuran ini, Richemont tertembak mati. Mayor Beetjes dan pasukannya berusaha untuk bertahan di tanjakan negeri Ouw. 

Di tengah keganasan pertempuran ini, muncullah seorang gadis remaja yang menantang peluru musuh. Ia adalah Martha Christina Tiahahu.

Sembari mendampingi sang ayah melakukan perlawanan, Martha memberi semangat kepada kaum perempuan dari Ulath dan Out untuk ikut mendampingi kaum pria di pertempuran.

Baru di medan ini Belanda berhadapan dengan kaum perempuan yang turut bertempur. 

Pertempuran pun semakin sengit setelah sebuah peluru mengenai leher salah satu pimpinan Belanda, Mayor Beetjes. 

Komando pun kemudian diambil oleh Vermeulen Kringer, sang kapten. 

Pada 12 Oktober 1817, Vermeulen memerintahkan serangan umum terhadap pasukan rakyat. 

Saat pasukan rakyat menyerang kembali menggunakan lemparan batu, para opsir Belanda menyadari bahwa persediaan peluru mereka sudah habis.

Halaman:
Sumber ,Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com