KOMPAS.com - Zaman Mesolitikum adalah zaman batu yang berlangsung antara periode Paleolitikum dan Neolitikum.
Pada Zaman Mesolitikum Akhir, masyarakatnya mulai mengenal tradisi bercocok tanam.
Oleh karena itu, corak kehidupan pada Zaman Mesolitikum Akhir adalah bercocok tanam dan menetap.
Cara bercocok tanam yang dikenal manusia purba pada periode ini masih dalam bentuk pertanian yang sangat sederhana.
Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian, dan biji-bijian.
Mereka melihat biji-bijian sisa makanan yang tumbuh di tanah setelah tersiram air hujan.
Pelajaran inilah yang kemudian mendorong manusia purba untuk bercocok tanam.
Cara ini masih tergolong sederhana karena tidak dilakukan pengairan dan pembajakan lahan.
Masa bercocok tanam yang kira-kira terjadi 9.000 tahun sebelum masehi ini dianggap sebagai bentuk pertanian yang tertua di dunia.
Dengan adanya kemampuan menghasilkan makanan atau food producing, masyarakatnya sudah hidup menetap seperti di gua-gua dekat pantai, sungai, dan tempat-tempat yang dekat dengan sumber air.
Ketika lahan dirasakan sudah tidak subur lagi, maka lahan itu akan ditinggalkan.
Hal inilah yang mendorong mereka untuk pindah mencari tempat tinggal baru untuk ditanami.
Sistem bercocok tanam secara berpindah ini disebut juga bergumah.
Pada periode ini kegiatan berburu dan meramu masih dilakukan, tetapi tidak sesering sebelumnya.
Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri
Pada masa berladang, sebagian manusia purba mulai menempati rumah-rumah dari kayu yang sifatnya semi permanen.