KOMPAS.com - Kiai Haji Zainal Arifin Pohan adalah politisi Nahdlatul Ulama (NU) asal Barus, Sumatera Utara.
Zainul Arifin turut terlibat dalam pembentukan pasukan semi militer bernama Hizbullah.
Ia pun dipercaya menjadi Panglima Hizbullah (Tentara Allah) dan bertugas untuk mengkoordinasi pelatihan-pelatihan semi militer di Cibarusah, dekat Bogor.
Baca juga: Pemoeda Kaoem Betawi
Zainul Arifin merupakan anak dari pasangan Raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku dengan bangsawan Siti Baiyah br. Nasution.
Sewaktu kedua orang tuanya telah bercerai, Zainul pun dibawa pindah oleh sang ibu ke Kotanopan, lalu ke Kerinci, Jambi.
Di sana ia menyelesaikan sekolahnya di Hollandsch-Indlandsche School (HIS) sekolah pada zaman penjajahan Belanda.
Kemudian, ia menempuh pendidikan sekolah menengah calon guru di Normal School.
Setelah itu, ia juga memperdalam ilmu pengetahuan agama di madrasah dan seni bela diri, pencak silat.
Tidak hanya kuat di ilmu agama, Zainul juga menyukai dunia seni.
Ia sempat mengikuti kegiatan seni sandiwara musikal Melayu bernama Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain biola.
Saat Zainul sudah menginjak usia 16 tahun, ia merantau ke Batavia.
Baca juga: Politik Drainage: Pengertian dan Pelaksanaan
Zainul Arifin bekerja di pemerintahan kotapraja kolonial (Gemeente) sebagai pegawai Perusahaan Air Minum (PAM) di Jakarta Pusat.
Ia bekerja selama lima tahun, sebelum akhirnya dipecat saat resesi global yang bermula di Amerika Serikat dan berdampak sampai ke Hindia Belanda.
Selesai dari gemeente, Zainul kemudian bekerja sebagai guru sekolah dasar.
Ia juga mendirikan balai pendidikan untuk orang dewasa, Perguruan Rakyat, di kawasan Meester Cornelis atau Jatinegara.
Baca juga: Jong Minahasa: Sejarah, Politik, dan Tokoh-tokohnya