Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten

Kompas.com - 04/05/2021, 18:18 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi.

Rakyat Makassar, terutama Bugis, yang tidak menerima Perjanjian Bongaya kemudian mengembara menuju daerah lain di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera.

Baca juga: Keserakahan dan Kekejaman VOC

Perlawanan rakyat Mataram

Pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, Belanda telah mendirikan kantor dagang di Batavia.

Perselisihan keduanya tidak dapat dihindari hingga VOC melancarkan serangan ke Jepara yang menimbulkan kerugian sangat besar bagi Mataram.

Sultan Agung kemudian menyiapkan penyerangan terhadap VOC di Batavia sebanyak dua kali.

Pada 22 Agustus 1628, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso tiba di Batavia.

Serangan pertama ini gagal dan tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur dalam pertempuran.

Mataram kemudian menyiapkan serangan kedua dengan dipimpin Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purabaya.

Meski persiapannya telah matang, perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC yang kedua ini kembali menemui kegagalan.

Kegagalan ini disebabkan oleh VOC yang membakar persediaan makanan para tentara Mataram.

Baca juga: Sejarah Berdirinya VOC

Perlawanan rakyat Banten

Perlawanan Banten terhadap VOC terjadi sejak awal Belanda menginjakkan kaki di Banten.

Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada 1656.

Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar.

Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting.

Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh VOC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com