KOMPAS.com - Revolusi Perancis terjadi pada tahun 1789-1799 yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.
Revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang mampu mengubah tatanan hidup masyarakat, khususnya warga Perancis.
Dampak yang diberi dari revolusi ini menimbulkan perubahan yang mendalam terhadap perkembangan sejarah modern.
Baca juga: Kehidupan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Penyebab utama terjadinya Revolusi Perancis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap ancien regime.
Ancien regime adalah suatu sistem aristokratik di Perancis di bawah pemerintahan dinasti Valois dan Bourbon pada abad ke-14 sampai 18.
Dari masalah tersebut kemudian berimbas dengan adanya perekonomian yang tidak sehat, panen yang buruk, kenaikan harga pangan, dan sistem transportasi yang tidak memadai, sehingga menimbulkan rasa benci dari rakyat terhadap pemerintah.
Kebencian terhadap pemerintah ini muncul seiring dengan berkembangnya cita-cita Pencerahan.
Pencerahan adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki kepercayaan tradisional.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara
Revolusi Perancis memberikan banyak dampah terhadap pemerintah Perancis sendiri maupun negara lain, salah satunya Indonesia.
Dampak tersebut sebagai berikut:
Setelah terjadinya Revolusi Perancis, sistem politik di Perancis jelas terlihat, di mana kekuasaan absolut sangat dikecam oleh rakyat.
Paham liberal pun juga muncul yang kemudian menyebar hingga ke penjuru dunia, seperti Spanyol, Jerman, Rusia, Austria, dan Italia.
Pada bidang sosial dampak yang terjadi yaitu stratifikasi sosial di negara Perancis telah dihapuskan, serta memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap seluruh rakyat.
Kemudian memberikan kebebasan dalam menentukan agama, pendidikan, dan pekerjaan.
Dihapusnya sistem gilde, yaitu sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan dihapusnya sistem gilde ini maka perdagangan dan industri dapat berkembang dengan cukup baik di Perancis.