Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Mada: Cita-cita, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 12/04/2021, 17:12 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gajah Mada adalah sosok mahapatih paling berpengaruh dalam perjalanan panjang Kerajaan Majapahit menuju puncak kejayaaannya.

Ia dikenal sebagai sosok patih perkasa yang setia kepada pemangku takhta Majapahit untuk terus menjaga keutuhan dan melebarkan pengaruh kerajaan.

Salah satu peranan Patih Gajah Mada pada masa kejayaan Majapahit adalah menyatukan wilayah nusantara seperti yang diucapkannya dalam Sumpah Palapa.

Jasa-jasanya pun masih diagungkan oleh masyarakat Indonesia di masa sekarang.

Bangsa Indonesia telah menganggap Patih Gajah Mada sebagai pahlawan, simbol patriotisme dan persatuan nasional.

Kisah hidup, perjalanan karier, dan perjuangannya didapatkan dari beberapa sumber, terutama dari Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, dan prasasti yang berasal dari akhir abad ke-13.

Baca juga: Kitab Negarakertagama: Sejarah, Isi, dan Maknanya

Asal-usul Gajah Mada

Gajah Mada lahir pada 1299 di sebuah desa terpencil di tepi Sungai Brantas. Selain itu, tidak banyak keterangan tentang asal-usul Gajah Mada yang diketahui.

Bahkan sosok ayah dan ibunya pun belum diketahui secara pasti hingga kini.

Beberapa catatan menyebutkan, Gajah Mada memulai karir dengan membaktikan diri sebagai seorang prajurit Kerajaan Majapahit.

Karena ketangkasan dan kecerdasannya, ia lantas diangkat menjadi bekel (panglima) Bhayangkara, pengawal elit yang bertugas melindungi raja dan keluarga Kerajaan Majapahit.

Saat menjadi bekel inilah, Gajah Mada berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara dan keluarganya saat terjadi pemberontakan oleh Rakrian Kuti, salah satu pejabat di Majapahit.

Gajah Mada membantu Jayanegara melarikan diri dari Trowulan ke Badander dan membawanya kembali ke ibu kota lalu menumpas pemberontakan.

Sebagai balas jasa, Jayanegara mengangkat Gajah Mada menjadi patih.

Saat Jayanegara mangkat, Mahapatih Arya Tadah mengundurkan diri dan Gajah Mada diusulkan untuk menggantikan.

Namun, dirinya menolak dengan alasan ingin melakukan sesuatu lebih dulu untuk Majapahit. Sebab, saat itu memang sedang terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Keta dan Sadeng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com