Budaya ini kemudian menjadi sebuah ciri khas tersendiri di Indonesia, yang merupakan negara kepulauan.
Selain budaya maritim, kebudayaan lain yang dibawa di antaranya:
Selain itu, ditemukan pula adanya kesamaan linguistik di antara masyarakat di kepulauan Asia Tenggara.
Seperti contohnya kata burung, yang dalam bahasa Jawa disebut manuk, sedangkan dalam bahasa Tagalog disebut manok.
Hal tersebut menginsikasikan bahwa masyarakatnya berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu penutur bahasa Austronesia.
Baca juga: Pembabakan Masa Prasejarah Berdasarkan Geologi
Penanda identitas penutur bahasa Austronesia yang paling terlihat di Indonesia adalah pemujaan terhadap leluhur.
Pemujaan terhadap leluhur ini tercermin dengan penggunaan bangunan megalitik sebagai sarana peribadatan.
Selain itu, para penutur bahasa Austronesia juga memiliki budaya bercerita melalui lukisan dinding gua.
Lukisan dinding gua merupakan salah satu ciri khas penutur bahasa Austronesia dalam mengekspresikan kisah perjalanan, keseharian mereka seperti berburu hewan, bercocok tanam, dan juga ritual penguburan.
Proses migrasi yang terjadi seakan menjadi titik balik peradaban manusia di Asia Tenggara, khususnya Indonesia karena budaya yang mereka bawa dengan cepat tersebar dan bertahan hingga kini.
Referensi: