Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaman Batu: Pembagian, Peninggalan, dan Kehidupan Manusia

Kompas.com - 07/04/2021, 15:28 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli arkeologi membagi masa prasejarah ke dalam dua periode, yaitu Zaman Batu dan Zaman Logam.

Pembagian tersebut didasari oleh penemuan benda hasil kebudayaan manusia purba, fosil, dan artefak.

Pada Zaman Batu, manusia hidup dengan peralatan yang terbuat dari batu.

Periode ini berlangsung sangat lama, diperkirakan selama ratusan ribu tahun. Oleh karena itu, para ahli membagi Zaman Batu ke dalam empat periode, sebagai berikut.

Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Zaman Paleolitikum diperkirakan berlangsung pada 600.000 tahun lalu.

Pada periode ini, alat-alat yang digunakan manusia purba terbuat dari batu kasar yang belum dihaluskan, seperti kapak genggam atau chopper yang berfungsi untuk memotong kayu atau membunuh binatang buruan.

Kondisi sosial

Kehidupan masyarakat pada Zaman Batu Tua masih sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bergantung pada keadaan alam.

Baca juga: Zaman Arkean: Pembagian dan Ciri-ciri

Inti dari kehidupan sehari-hari mereka adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu, atau disebut food gathering.

Oleh karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah atau nomaden, tergantung pada daerah yang masih subur dan banyak menyediakan bahan makanan seperti binatang buruan.

Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan berpindah mencari tempat lain yang masih subur, begitu seterusnya.

Manusia pendukung

Zaman Paleolitikum diperkirakan didukung oleh jenis manusia purba yang ditemukan di Pulau Jawa pada akhir abad ke-19 dan sepanjang abad ke-20.

Seperti contohnya Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.

Hasil kebudayaan

Kebudayaan Zaman Paleolitikum secara umum dibagi menjadi Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong, karena peninggalannya banyak ditemukan di dua wilayah tersebut.

Hasil Kebudayaan Pacitan adalah kapak penetak (chopper) dan kapak perimbas.

Sedangkan hasil Kebudayaan Ngandong adalah alat-alat dari batu, tulang binatang, tanduk rusa, dan flake.

Baca juga: Zaman Paleozoikum: Pembagian dan Ciri-ciri

Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Zaman Mesolitikum dikenal juga sebagai Zaman Batu Tengah atau Batu Madya.

Kondisi sosial

Ciri utama peradaban pada periode ini adalah kehidupan semi nomaden, di mana sebagian manusianya telah hidup menetap di gua-gua dan yang lainnya masih berpindah-pindah.

Selain food gathering, masyarakatnya mulai mengenal tradisi bercocok tanam.

Masyarakatnya juga telah mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja.

Manusia pendukung

Manusia pendukung pada periode ini berasal dari campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia.

Seperti contohnya Suku Irian, Suku Sakai, Suku Atca, Suku Aborigin, dan Suku Semang.

Hasil kebudayaan

Hasil kebudayaan paling terkenal dari Zaman Mesolitikum adalah Kjokkenmoddinger, atau tumpukan sampah dapur berupa kulit siput dan kerang yang ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera.

Diduga, Kjokkenmoddinger adalah hasil sampah dapur yang menumpuk dari generasi ke generasi karena mereka tempat tinggal mereka telah menetap.

Selain itu, zaman Mesolitikum dikenal karena kebudayaan abris sous roche, atau hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua.

Pada periode ini juga ditemukan kapak genggam yang disebut pebble dan kapak pendek berbentuk setengah lingkaran.

Baca juga: Zaman Mesozoikum: Pembagian, Ciri-ciri, dan Peninggalan

Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Pada Zaman Batu Muda atau Neolitikum, manusia prasejarah menggunakan alat-alat dari batu yang telah dihaluskan.

Kondisi sosial

Pada periode ini, terjadi perubahan yang cukup mendasar dari food gathering menjadi food producing alias membuat makanan sendiri.

Masyarakatnya diduga telah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang, dan mengembangkan kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana.

Selain itu, masyarakatnya mampu membangun tempat tinggal permanen seperti rumah sederhana, membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama, dan memiliki kepercayaan terhadap arwah.

Manusia pendukung

Manusia pendukung kebudayaan Neolitikum adalah manusia Proto Melayu yang hidup pada 2000 SM, seperti Suku Nias, Toraja, Dayak, dan Sasak.

Hasil kebudayaan

Benda-benda peninggalan dari Zaman Batu Muda relatif lebih maju, karena selain diasah atau dihaluskan, pembuatnya mulai memerhatikan nilai seninya.

Hasil kebudayaan yang dimaksud berupa kapak lonjong, kapak bahu, kapak persegi, dan tembikar.

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Ciri terpenting dari Zaman Megalitikum adalah manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan dari batu yang berukuran sangat besar.

Kondisi sosial

Masyarakat Zaman Megalitikum mempunyai tempat tinggal tetap dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat-alat dari gerabah.

Selain itu, masyarakatnya menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang mereka.

Untuk menghormati nenek moyang, mereka akan membuat bangunan tertentu sebagai tempat pemujaan dan memberikan sesajen.

Manusia pendukung

Jenis manusia pendukung pada periode ini sama dengan masyarakat yang hidup pada Zaman Neolitikum.

Yakni manusia Proto Melayu yang hidup pada 2000 SM, seperti Suku Nias, Toraja, Dayak, dan Sasak.

Hasil Kebudayaan

Hasil kebudayaan Zaman Megalitikum terdiri dari menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca.

Benda-benda peninggalan tersebut berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakatnya.

 

Referensi:

  • Al Anshori, M. Junaedi. (2010). Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Mitra Aksara Panaitan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com