Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Candi Jawi, Makam Raja Kertanegara di Pasuruan

Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari yang berkuasa antara tahun 1269-1292.

Dilihat dari arsitekturnya, Candi Jawi menggabungkan corak agama Hindu dan Buddha.

Hal itu memang sejalan dengan kehidupan agama Kerajaan Singasari, terutama pada masa Raja Kertanegara, di mana terjadi sinkretisme antara agama Hindu dan Buddha menjadi bentuk Siwa-Buddha.

Terkait fungsinya, Candi Jawi diduga sebagai salah satu pedharmaan atau tempat penyimpanan abu jenazah Raja Kertanegara.

Konon, candi ini pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk, raja terbesar Kerajaan Majapahit.

Deskripsi Candi Jawi

Sejak ditemukan, Candi Jawi telah mengalami beberapa kali pemugaran.

Pemugaran pertama dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya antara 1938-1941, tetapi belum selesai.

Pada 1975, pemugarannya disempurnakan oleh pemerintah Indonesia, yang selesai pada 1980.

Candi Jawi berukuran tinggi 24,5 meter, panjang fondasinya 14,2 meter, dan lebar fondasinya 9,5 meter.

Bangunan candi berdiri di atas tanah berukuran 40 x 60 meter yang dikelilingi pagar bata setinggi 2 meter.

Di luar pagar bata terdapat parit selebar 3,5 meter yang dibangun mengelilinginya.

Bangunan Candi Jawi berdiri di atas batur setinggi 2 meter, yang dihiasi pahatan relief tentang kisah seorang pertapa perempuan.

Tangga naik menuju pintu candi tidak terlalu lebar, di mana pipi kiri dan kanan tangga dihiasi dengan pahatan yang rumit.

Bingkai pintu Candi Jawi polos tanpa pahatan, tetapi di atas ambang pintu hingga dasar atap terdapat pahatan kalamakara lengkap dengan sepasang taring, rahang bawah dan hiasan di rambutnya.

Di dekat pintu terdapat relung kecil untuk meletakkan arca, sedangkan di sekeliling tubuh candi terdapat selasar cukup lebar.

Dinding luar tubuh candi dihiasi relief. Sayangnya, relief tersebut belum terbaca karena pahatannya terlalu tipis dan kurangnya informasi pendukung.

Ruangan di dalam tubuh candi saat ini dalam keadaan kosong. Diduga, dulunya banyak arca dewa dalam kepercayaan Hindu Siwa yang melengkapi candi ini.

Namun, arca-arca tersebut saat ini tidak lagi ada di Candi Jawi, sebagian dipindahkan ke museum untuk diamankan dan sebagian telah hilang.

Perpaduan arsitektur Hindu dan Buddha terlihat pada bentuk candi yang berkaki Siwa dan berpundak Buddha.

Bentuk keseluruhan Candi Jawi tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah, dengan atap berbentuk perpaduan antara stupa dan kubus bersusun yang semakin meruncing pada puncaknya.

Keunikan lainnya terdapat pada bahan penyusun candi, yang terdiri batu putih dan gelap.

Dari kaki sampai selasar dibangun menggunakan batu berwarna gelap, tubuh candi menggunakan batu putih, sementara atap candi disusun dari perpaduan batu berwarna gelap dan putih.

Kombinasi batu itu menimbulkan dugaan bahwa Candi Jawi dibangun selama dua periode.

Periode pertama dilakukan di masa pemerintahan Raja Kertanegara, sedangkan pembangunan kedua oleh Hayam Wuruk.

Melansir laman perpusnas.go.id, dalam Kitab Negarakertagama disebut bahwa Candi Jawi pernah disambar petir pada 1253 Saka atau 1331 Masehi.

Kerusakan akibat sambaran itu membuat Raja Hayam Wuruk sedih, yang kemudian memerintahkan untuk memperbaiki candi.

Diperkirakan batu putih di Candi Jawi merupakan hasil renovasi di masa Hayam Wuruk.

Fungsi Candi Jawi

Raja Kertanegara diduga sengaja membangun Candi Jawi, yang letaknya cukup jauh dari pusat pemerintahan Kerajaan Singasari, karena penduduk di daerah itu banyak yang mengikuti ajaran Siwa-Buddha dan sangat setia kepada raja.

Karena kesetiaan rakyatnya, konon Candi Jawi menjadi tempat persembunyian Raden Wijaya saat Kertanegara digulingkan oleh Jayakatwang pada 1292.

Raden Wijaya adalah menantu Raja Kertanegara yang mendirikan Kerajaan Majapahit pada 1293.

Hal itu pula yang menjadi alasan Candi Jawi dipilih sebagai salah satu tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari Raja Kertanegara.

Selain itu, Kitab Negarakertagama menyebut bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah Raja Kertanegara sebagai bangunan suci tempat beribadah umat Siwa-Buddha.

Namun, beberapa sejarawan meragukan bahwa candi di kaki Gunung Welirang ini dibangun sebagai tempat pemujaan.

Pasalnya, posisi Candi Jawi yang menghadap ke timur, membelakangi Gunung Pananggungan, tidak menunjukkan bahwa fungsinya sebagai tempat pemujaan.

Candi untuk peribadatan umumnya menghadap ke arah gunung, tempat bersemayam para dewa.

Kendati demikian, sebagian ahli lain tetap meyakini bahwa Candi Jawi berfungsi sebagai tempat pemujaan, karena posisi pintu yang membelakangi gunung hanya dianggap sebagai pengaruh ajaran Buddha.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/07/160000879/candi-jawi-makam-raja-kertanegara-di-pasuruan

Terkini Lainnya

Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke