Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Umat Islam dalam Kemerdekaan Indonesia

Banyak kalangan yang ikut berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia, salah satunya umat Muslim.

Umat Islam turut terjun dalam medan pertempuran guna berjuang melawan penjajah yang sudah merampas kedaulatan rakyat Indonesia.

Lantas, bagaimana perjuangan umat Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?

Perlawanan kerajaan-kerajaan Islam

Peran umat Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah dilakukan sejak zaman kerajaan-kerajaan Islam.

Masuknya bangsa Barat ke Indonesia yang dimulai pada awal abad ke-16 langsung mendapat perlawanan dari kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.

Misalnya seperti Kerajaan Malaka melawan Portugis, Kerajaan Ternate melawan Portugis, dan Kerajaan Banten melawan Belanda.

Kegigihan pihak kerajaan Islam dalam melawan penjajah membuat bangsa Barat kesulitan untuk bisa sepenuhnya menguasai wilayah di Nusantara.

Meskipun pada akhirnya, tidak sedikit juga kerajaan Islam di Indonesia yang sempat jatuh ke tangan Belanda.

Terlepas dari itu, semangat perjuangan yang dimiliki umat Islam pada masa itu masih terus membara.

Hal itu dibuktikan dengan perlawanan yang tidak pernah berhenti dari tokoh-tokoh di kerajaan Islam Nusantara.

Misalnya seperti perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten, perlawanan Pangeran Antasari di Banjar yang didukung para ulama dan santri, perlawanan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, serta perlawanan Pangeran Diponegoro.

Dalam Perang Diponegoro yang berlangsung antara 1825-1830, para pemimpin umat Islam melawan bangsa Eropa hingga mampu menewaskan sekitar 8.000 pasukan penjajah.

Perlawanan para ulama terhadap penjajah

Selain dipimpin oleh para tokoh dari kerajaan Islam, perlawanan terhadap bangsa penjajah juga dilakukan sendiri oleh para ulama.

Para ulama memimpin perlawanan bersama rakyat Indonesia hingga terbentuk gerakan-gerakan sosial di kawasan Nusantara.

Peran ulama dalam kemerdekaan Indonesia sangat penting. Salah satu contohnya pada Perang Padri di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Imam Bonjol.

Akibat Perang Padri, timbul gerakan-gerakan Islam seperti Gerakan 3 Haji di Lombok, Gerakan R Gunawan di Jambi, Gerakan H. Aling Kuning di Kalimantan Timur, Gerakah KH. Wasit dari Cilegon, dan masih banyak lagi.

Selain itu, muncul juga berbagai laskar perjuangan berbasis Islam, seperti Laskar Hizbullah-Sabilillah, yang diteruskan Asykar Perang Sabil dan beberapa laskar Islam lainnya.

Laskar Hizbullah dibentuk sebagai laskar perjuangan semi-militer dari sebuah kelompok Islam yang dilandasi dengan niat jihad fi sabilillah, yaitu berjuang menegakkan agama dan negara.

Laskar Hizbullah berperan aktif dalam Pertempuran Surabaya melawan Sekutu pada 10 November 1945 di Surabaya.

Selain itu, umat Islam juga membantu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau sekarang TNI, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lewat strategi gerilya melawan penjajah.

Di samping melalui perlawanan fisik, perjuangan meraih kemerdekaan juga dicapai dengan mengandalkan kekuatan ilmu.

Hal ini dibuktikan dengan lahirnya Sarekat Islam pada 1911 yang memiliki gagasan revolusioner untuk melepaskan rakyat Indonesia dari jeratan Belanda.

Setelah itu, disusul lahirnya Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1912, Persatuan Islam pada 1923 di Bandung, di Surabaya lahir Nahdhatul Ulama pada 1926, serta di Sumatera lahir Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Persaudaraan Muslimin Indonesia (Permi).

Referensi:

  • Ibrahim, H. Darsono T. (2008). Tonggak Islam Kebudayaan Islam. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/27/130000379/peran-umat-islam-dalam-kemerdekaan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke