Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kuniaki Koiso, Penebar Janji Kemerdekaan untuk Indonesia

Selain itu, pada masa penjajahan Jepang, ia juga dipercaya mengemban tugas sebagai Gubernur Jenderal Korea.

Sedangkan di Indonesia, Kuniaki Koiso dikenal sebagai tokoh yang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia.

Jenderal Kuniaki Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada 7 September 1944.

Namun, setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, ia dihukum karena kejahatan perang dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Karier militer

Kuniaki Koiso lahir di Utsunomiya, Jepang, pada 22 Maret 1880. Ia berasal dari keluarga shizoku (mantan Samurai) dari Yamagata. 

Sewaktu muda, ia mengenyam pendidikannya di delapan sekolah berbeda, salah satunya Sekolah Menengah Yamagata.

Setelah itu, Koiso mulai menempuh pendidikan militer dan berhasil lulus dari Akademi Angkatan Darat (AAD) Kekaisaran Jepang pada 1900.

Ia kemudian lanjut ke Sekolah Staf Angkatan Darat dan ditugaskan sebagai Letnan 2 di Resimen Infanteri ke-30 pada Juni 1901.

Pada November 1903, Koiso naik jabatan menjadi letnan. Setahun berselang, selama Perang Rusia-Jepang berlangsung, ia ditugaskan sebagai Ajudan Batalion.

Setelah itu, pada Maret 1905, ia menjabat sebagai Komandan Kompi dan segera dipromosikan menjadi kapten pada bulan Juni.

Pada November 1910, Koiso lulus dari Sekolah Staf Angkatan Darat dan kembali ke AAD Kekaisaran Jepang sebagai instruktur.

Pada Juli 1918, ia telah menjadi kolonel dan tiga tahun kemudian ditugaskan ke Layanan Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.

Karier Koiso dalam bidang militer dapat dikatakan sangat mulus, terlihat dari kenaikan pangkat yang terus diberikan kepadanya.

Pada 1922, ia dikirim sebagai atase militer ke Eropa, dan di tahun berikutnya, Koiso mengambil alih komandi Divisi ke-51.

Setelah kembali menjadi Staf Umum Angkatan Darat pada 1925, ia dipromosikan menjadi mayor jenderal pada akhir 1926 dan letnan jenderal pada 1931.

Kiprah politik

Pada 1932, Kuniaki Koiso menjadi wakil Menteri Perang sekaligus merangkap sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Kwantung.

Dua tahun kemudian, ia dipindah untuk memimpin Divisi 5 IJA (Hiroshima). Karena dikenal sebagai sosok pemimpin yang mumpuni, pada 1937, pangkatnya dinaikkan menjadi jenderal dan bergabung dengan Staf Umum Angkatan Darat.

Pada 1938, Koiso mulai menjajaki dunia politik. Sejak April hingga Agustus 1939, ia bergabung di Kabinet Perdana Menteri Hiranuma Kiichir sebagai Menteri Urusan Kolonial.

Kemudian pada Mei 1942, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Korea, jabatan yang ia pegang hingga 1944.

Pada periode ini, Koiso akrab dengan julukan Harimau Korea, karena penampilannya yang terlihat kuat.

Menjadi Perdana Menteri

Ketika pemerintahan Hideki Tojo mulai kehilangan kredibilitasnya, kabinet baru dibentuk  untuk mencari calon perdana menteri yang baru.

Ada tiga nama yang dicalonkan, yaitu Hisaichi Terauchi (komandan Grup Tentara Ekspedisi Selatan), Shunroku Hata (komandan Tentara Ekspedisi China) dan Kuniaki Koiso.

Ketiga nama tersebut memiliki kekurangan yang memberatkan pencalonannya. Koiso sendiri sempat tidak mendapat dukungan lantaran pernah terlibat dalan ultranasionalis.

Kendati demikian, Koiso mendapat dukungan dari Mitsumasa Yonai dan Hiranuma Kiichir, yang berusaha memberikan argumen kuat tentangnya agar bisa terpilih sebagai perdana menteri menggantikan Hideki Tojo.

Pada akhirnya, Kuniaki Koiso menang dan resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang pada 22 Juli 1944.

Janji Koiso

Pada 1944, posisi Jepang dalam Perang Dunia II semakin terimpit. Jepang pun berusaha meraih dukungan dari rakyat Indonesia.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan janji kemerdekaan yang dikenal dengan Janji Koiso.

Janji Koiso disampaikan Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada 7 September 1944 dalam sidang istimewa Teikoku Henkai ke-85 di Tokyo.

Janji ini berisi janji dari Kekaisaran Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia suatu saat nanti.

Tujuan Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia adalah supaya rakyat mau membantunya menghadapi perang melawan Sekutu.

Dipenjara seumur hidup

Selama Kuniaki Koiso menjabat sebagai perdana menteri, Jepang telah banyak mengalami kekalahan dari militer Amerika Serikat (AS).

Salah satu kekalahan yang ia alami adalah saat Kepulauan Okinawa jatuh ke tangan AS.

Akibatnya, pada bulan Maret 1945, Perdana Menteri Koiso harus digantikan karena jatuhnya Kepulauan Okinawa ke tangan AS.

Kabinet Koiso pun diganti dengan Kabinet Suzuki. Setelah Perang Dunia II, ia ditangkap oleh Sekutu dan diadili di Pengadilan Militer Internasional. 

Koiso didakwa sebagai penjahat perang kelas A dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Jenderal Kuniaki Koiso meninggal pada 1950 karena kanker tenggorokan ketika masih mendekam di penjara. Jasadnya kemudian dikebumikan di Pemakaman Aoyama di Tokyo.

Referensi: 

  • Frank, Richard B. (2001). Downfall: The End of the Imperial Japanese Empire. Britania Raya: Penguin.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/20/090000879/kuniaki-koiso-penebar-janji-kemerdekaan-untuk-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke