Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Persia Berubah Menjadi Iran?

Nama Persia sendiri sebenarnya lahir dari sebuah kesalahan yang dibuat pada masa Kekaisaran Akhemeniyah (550 - 329 SM).

Sedangkan istilah Iran sebenarnya juga muncul dari periode yang sama, yakni pada masa kekuasaan Koresh Agung (550 - 530 SM).

Lantas, kapan Persia berubah menjadi Iran dan bagaimana sejarahnya?

Asal-usul nama Persia

Kekaisaran Persia adalah sebutan untuk serangkaian dinasti yang pernah berkuasa di wilayah Persia, atau saat ini dikenal sebagai Iran.

Masa kekaisaran ini berlangsung selama beberapa abad, tepatnya dari abad ke-6 SM sampai abad ke-20 Masehi.

Kekaisaran Persia Pertama didirikan oleh Koresh Agung atau Cyrus the Great sekitar 550 SM.

Nama Persia pertama kali diberikan oleh orang Yunani untuk menyebut wilayah kekaisaran Koresh Agung.

Istilah Persia berasal dari kata "Parsa", yang sebenarnya adalah nama sekelompok orang yang berada di bawah kekuasaan Koresh Agung.

Jadi, sebutan Persia adalah eksonim, atau nama yang diberikan oleh pihak luar dan tidak digunakan oleh penduduk lokalnya sendiri.

Sementara penduduk lokalnya memakai nama Arya, Ehran, atau Iranshahr, yang berarti tanah bangsa Arya, merujuk pada orang yang berbicara bahasa Indo-Eropa (bukan istilah bangsa Arya sebagaimana diartikan oleh Adolf Hitler).

Pada akhirnya, nama Persia lah yang justru dikenal dan digunakan selama berabad-abad hingga awal 1900-an.

Perubahan menjadi Iran

Pada 1935, Reza Shah Pahlavi, Shah (Raja) terakhir Iran, meminta agar semua negara mulai memanggil negaranya Iran. Permintaan ini bahkan diajukan ke hadapan Liga Bangsa-Bangsa (LBB).

Saat itu, Inggris menjadi satu-satunya negara yang menentang perubahan nama ini, karena nama Iran terlalu mirip dengan Irak.

Perubahan nama dikhawatirkan akan menimbulkan kerancuan, terlebih lagi, Iran dan Irak sama-sama terlibat dalam Perang Dunia II.

Sebagai jalan tengah, Reza Shah mengumumkan bahwa sebutan Persia dan Iran sama-sama dapat digunakan.

Pada awalnya, nama Iran masih cukup asing bagi sebagian masyarakat dunia. Namun, seiring berjalannya waktu, Iran menjadi lebih umum digunakan daripada Persia.

Setelah Revolusi Iran (1979), yang menandai runtuhnya monarki dengan digulingkannya Reza Shah, Iran berubah menjadi negara republik dengan nama resmi Republik Islam Iran.

Referensi:

  • Clawson, Patrick and Michael Rubin. (2005). Eternal Iran: Continuity and Chaos. Hampshire: Palgrave Macmillan.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/11/130000779/bagaimana-persia-berubah-menjadi-iran

Terkini Lainnya

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Sejarah Marga Purba

Sejarah Marga Purba

Stori
Penyebab Perang Dunia I

Penyebab Perang Dunia I

Stori
Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Stori
5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

Stori
Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Stori
Perbedaan Trikora dan Dwikora

Perbedaan Trikora dan Dwikora

Stori
Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Stori
Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Stori
Rendah Hati atau Rendah Diri

Rendah Hati atau Rendah Diri

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke