Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Punan, Keturunan Dayak Penjaga Hutan Rimba

Istilah Punan sendiri lebih dipandang sebagai sebutan umum untuk kelompok masyarakat pemburu dan peramu yang dulu hidup secara berpindah-pindah di hutan Kalimantan.

Oleh karena itu, suku ini dikenal sebagai "penjaga hutan rimba", karena hidup dan sebaran populasinya banyak ditemui di dalam hutan dan terpisah dari sub-sub Suku Dayak lainnya.

Disebut sebagai suku terasing

Sejak zaman dulu, pemerintah telah melabeli Suku Dayak Punan sebagai suku terasing, sama halnya dengan Suku Kubu di Sumatera.

Pelabelan ini tentunya tidak lepas dari pola hidup mereka yang berpindah-pindah di dalam hutan, tidak memiliki tempat tinggal permanen karena mengikuti ritme alam.

Suku Punan kerap berpindah-pindah bukan semata-mata karena mengikuti siklus alam, tetapi juga untuk menemukan rasa aman dan jauh dari gangguan suku lain.

Berburu, mencari sagu, menangkap ikan, dan mengolah tumbuhan menjadi tradisi yang terus diwariskan secara turun-temurun.

Hal yang masih dipertahankan sejak dulu adalah hidup secara berkelompok dalam hutan dan terpisah dari sub Suku Dayak lain.

Di sisi lain, tidak dapat dimungkiri bahwa seiring perkembangan zaman, sudah ada beberapa generasi Suku Punan yang hidup berdampingan dengan Suku Dayak lain dan suku-suku pendatang.

Sejak akhir abad ke-19, Suku Punan diketahui telah mulai bermukim di dusun-dusun kecil.

Kemudian memasuki abad ke-20, mereka melakukan perladangan sebagaimana Suku Dayak lainnya dengan budidaya tanaman pangan seperti padi dan ubi-ubian.

Kendati demikian, Suku Punan hingga kini masih terus dikenal sebagai "penjaga hutan rimba".

Persebaran Suku Punan

Suku Punan dianggap sebagai suku bangsa yang hidup berpindah-pindah di pedalaman Provinsi Kalimantan Barat sampai ke wilayah Kalimantan Timur, Tengah, dan Selatan.

Bertambahnya jumlah anggota dalam suku yang kian masif membuat Suku Punan harus menyebar agar dapat bertahan hidup.

Mulailah mereka memisahkan diri dan membentuk kelompok kecil untuk mencari wilayah sendiri.

Hal ini membuat Suku Dayak Punan akhirnya menyebar dan umumnya tinggal di bagian hulu sungai bahkan di tengah hutan yang sangat terpencil.

Di wilayah Kalimantan Barat, mereka terutama berada di sekitar hulu-hulu anak Sungai Kapuas.

Di Kalimantan Timur, Suku Punan berdiam di Kabupaten Balungan, selain itu juga di Kabupaten Kutai seperti di Kecamatan Tabang.

Referensi:

  • Ngau, Paulus. (2020). Etnografi Dayak Punan. Samarinda: Yayasan Mitra Kasih.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/14/080000779/suku-punan-keturunan-dayak-penjaga-hutan-rimba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke