Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Nama Yogyakarta

Tapi tahukah Anda asal usul nama Yogyakarta?

Nama Yogyakarta diambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti kedamaian dan Karta yang berarti baik.

Sejarah Yogyakarta

Kota Yogyakarta dibangun pada 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I di Hutan Beringin.

Kemudian, pasca-kemerdekaan Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan pada Presiden RI bahwa daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia.

Lalu, kedua daerah ini bergabung menjadi satu kesatuan bernama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sri Sultan HB IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Kota Yogyakarta yang mencakup daerah Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947.

Dalam UU tersebut, pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Berikutnya, atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah.

Dari UU tersebut, DIY merupakan Provinsi dan Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur. 

Asal Nama Yogyakarta

Asal nama Yogyakarta diambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti kedamaian dan Karta yang berarti baik.

Ayodhya adalah kota yang bersejarah di India, di mana kisah Ramayana terjadi.

Selain itu, terdapat sumber lain juga yang mengatakan bahwa nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana.

Menurut kepercayaan, nama Ngayogyakarta Hadiningrat adalah nama yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I untuk menyebut wilayah kerajaan kekuasaannya.

Namun, agar lebih singkat maka disebut Ngayogyakarto.

Sewaktu Sri Sultan Hamengkubuwono I memimpin, kondisi saat itu masih dalam masa penjajahan Belanda.

Bagi orang Belanda, menyebutkan kata "Nga" di awal kata itu sangat sulit, sehingga pengucapan Ngayogyakarto sering diucapkan Yogyakarto oleh mereka.

Hal ini kemudian diikuti oleh rakyat pribumi. 

Saat ini, penggunaan kata Yogyaakrta lebih lazim diucapkan oleh masyarakat luas. 

(Kompas.com/Dea Syifa Ananda)

 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/24/150000679/asal-usul-nama-yogyakarta

Terkini Lainnya

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke