Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Singkat Perang Salib

KOMPAS.com - Perang Salib adalah salah satu pertempuran paling besar yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.

Perang Salib terjadi pada abad pertengahan dan melibatkan kekuatan Eropa melawan kekuatan muslim.

Gereja Katolik Roma menjadi pihak yang memprakarsai, mendukung, dan mengarahkan terjadinya kampanye militer selama hampir dua abad ini.

Tujuan utama Perang Salib adalah untuk merebut Yerusalem dan Tanah Suci (sekarang Palestina, Israel, sebagian Lebanon dan Yordania) dari tangan umat Islam.

Selain itu, perang ini juga disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti agama, politik, dan sosial-ekonomi.

Pertempuran ini disebut Perang Salib karena ekspedisi militer dari Eropa menggunakan tanda salib pada bahu, lencana, ataupun panji-panji mereka sebagai simbol yang menunjukkan bahwa peperangan yang dilakukan adalah perang suci.

Perang Salib berakhir ketika iklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama masa Renaisans.

Asal-muasal terjadinya Perang Salib

Palestina berada di bawah kendali umat muslim sejak kekalahan Bizantium pada 636 M.

Sejak saat itu, hubungan antara negara-negara Arab dengan Kristen Eropa mengalami pasang surut.

Pada 1072, Palestina jatuh ke tangan Kekaisaran Seljuk Raya yang saat itu sedang mengalami perkembangan pesat.

Sebenarnya, umat muslim dan Kristen dapat hidup berdampingan. Akan tetapi kondisi di daerah perbatasan kurang bersahabat bagi para pedagang dan peziarah Katolik.

Hal inilah yang kemudian memicu lahirnya dukungan terhadap Perang Salib.

Secara umum, berikut ini beberapa penyebab pecahnya Perang Salib antara 1095-1291.

Kronologi Perang Salib 1095-1291

Perang Salib yang paling terkenal adalah peperangan perebutan Tanah Suci yang berlangsung antara 1095-1291.

Perang Salib Pertama dicetuskan oleh Paus Urbanus II pada 1095 dalam sidang Konsili Clermont.

Paus mengimbau umat Kristen untuk membantu Kaisar Romawi Timur melawan Dinasti Seljuk Turki.

Seruan dari Paus Urbanus II disambut antusias oleh berbagai lapisan masyarakat Eropa.

Para sukarelawan yang ikut berperang kemudian dikukuhkan menjadi Tentara Salib.

Tentara Salib kemudian membentuk negara-negara baru atau lazim disebut Outremer, yaitu Negara Edessa, Negara Antiokhia, Negara Kerajaan Yerusalem, dan Negara Tripoli.

Perang Salib berakhir ketika Akko, kota terakhir Tentara Salib di Tanah Suci, direbut umat muslim pada 1291.

Berikut ini adalah kronologi Perang Salib yang berlangsung antara 1095-1291.

  • Perang Salib I (1095)
  • Perang Salib II (1147-1150)
  • Perang Salib III (1189-1192)
  • Perang Salib IV (1202-1204)
  • Perang Salib V (1217-1221)
  • Perang Salib VI (1228-1229)
  • Perang Salib VII (1248-1254)
  • Perang Salib VIII (1270)
  • Perang Salib IX (1271-1272)

Selain itu, ada pula Perang Salib yang berlangsung hingga abad ke-16.

Peperangan yang disetujui oleh gereja lainnya ini dilakukan untuk melawan sekte-sekte Kristen sesat, melawan kekaisaran Bizantium dan Ottoman, memerangi paganisme dan bid'ah, serta untuk alasan politik lainnya.

Referensi:

  • Amani, Salsabila. (2017). Ensiklopedia Perang-Perang Besar di Dunia. Yogyakarta: Khazanah-Pedia.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/26/170000379/sejarah-singkat-perang-salib

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke