KOMPAS.com - Presiden UEFA Aleksander Ceferin menggunakan kalimat "sepak bola tidak untuk diperjualbelikan" dalam menanggapi rencana pembentukan European Super League (ESL).
Rencana pembentukan European Super League muncul pada April 2021 lalu dengan diinisiasi oleh 12 klub elite Eropa.
Ke-12 klub inisiator ESL tersebut adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Tottenham Hotspur, Atletico Madrid, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.
Keinginan 12 klub itu untuk membentuk ESL kemudian mendapat tentangan dari UEFA selaku induk sepak bola Eropa.
Media-media Eropa lantas menyebut European Super League sebagai breakaway league alias liga tandingan.
Namun, proyek awal ESL itu hanya seumur jagung. Tak berselang lama, rencana ESL tersebut kolaps dengan klub-klub pencetusnya menarik diri.
Baca juga: Pengadilan Tertinggi Eropa Sebut UEFA Langgar Hukum Soal Super League
Meski begitu, rencana ESL tidak mati sepenuhnya dengan Real Madrid dan Barcelona tetap berupaya menghidupkan kompetisi tersebut.
Sebelumnya, A22 Sports Management yang menjadi promotor proyek European Super League juga telah menawarkan konsep baru.
Bernd Reichart selaku Chief Executive A22 menyuarakan ide soal ESL diikuti oleh 60-80 tim dengan pembagian divisi, tidak ada anggota permanen, dan setiap tim setidaknya memainkan 14 pertandingan per musim.
Terkini, rencana terkait European Super League kembali muncul setelah terbitnya keputusan Pengadilan Uni Eropa, Court of Justice of the European Union (CJEU).
CJEU pada Kamis (21/12/2023) mengatakan bahwa tindakan FIFA dan UEFA menghalangi pembentukan ESL sebagai bentuk pertentangan dari hukum-hukum persaingan Uni Eropa.
Baca juga: Daftar Tim yang Menolak European Super League, Ada Manchester United dan Bayern
UEFA kemudian memberikan respons dengan menyebut keputusan CJEU tersebut bukan berarti memberikan lampu hijau untuk pembentukan European Super League.
"Keputusan ini tidak menandakan dukungan atau validasi dari apa yang disebut Liga Super. Ini lebih menggarisbawahi kekurangan yang sudah ada sebelumnya dalam kerangka kerja pra-otorisasi UEFA, sebuah aspek teknis yang telah diakui dan ditangani pada Juni 2022."
"UEFA tetap teguh dalam komitmennya untuk menegakkan piramida sepak bola Eropa, memastikan bahwa ia terus melayani kepentingan masyarakat yang lebih luas," demikian keterangan resmi UEFA.
Sementara itu, Presiden UEFA Aleksander Ceferin tak mau ambil pusing dengan rencana pembentukan European Super League.