KOMPAS.com - Petarung Mixed Artial Arts (MMA) asal Indonesia, Jeka Saragih, tinggal hitungan hari lagi melakoni debut di ajang bergengsi Ultimate Fighting Championship (UFC). Dirinya pun berbicara mengenai persiapan menghadapi Lucas Alexander pada Minggu (19/11/2023) pagi WIB nanti.
Petarung asal Simalungun, Sumatera Utara, itu pada awalnya diplot melawan Jesse Butler yang juga sama-sama baru merintis karier di UFC.
Namun, Buttler mengalami cedera sehingga tim Jeka sempat mencari lawan baru untuk ajang UFC Fight Night tersebut.
Jeka pada akhirnya akan menghadapi Lucas "The Lion" Alexander di UFC Apex nanti.
Ini merupakan debut yang tertunda Jeka dari jadwal debut awal pada Juni 2023, baik karena cedera atau pergantian lawan.
Baca juga: Jeka Saragih Debut UFC Lawan Singa, Percaya Diri Main Atas
Jeka sendiri mengutarakan tidak masalah menunggu jadwal bertarung di UFC.
"Tidak mengurangi semangat saya dan tidak mengurangi latihan-latihan saya," tuturnya secara eksklusif kepada Kompas.com lewat sambungan telewicara langsung dari San Diego, Amerika Serikat, pada akhir Oktober.
"Saya terus memperdalam dan mengisi kekurangan-kekurangan saya agar bisa bertarung di UFC.”
Kini, kepada wawancara bersama media-media Tanah Air lain, Jeka pun berbicara soal rezim latihan yang ia jalani di San Diego, Amerika Serikat.
Apalagi, Jeka kini bertanding di kelas bulu 65,8 kilogram dan bukan kelas ringan 70,3 kilogram seperti yang ia lakoni di Road to UFC.
"Kemarin berangkat lebih 20 kg, sekarang tinggal 6 kg lah ya... Tetapi, tidak apa-apa," ujar petarung yang mendapatkan kontrak 5 laga di UFC tersebut.
"Tinggal jaga-jaga pola makan saja. Proses cutting-nya ketat. Tetapi, alat-alat yang kita butuhkan seperti sauna, semua dilengkapi."
"Selain itu, vitamin-vitamin juga ketat karena doping-doping kan tidak bisa. Kita harus bekerja keras untuk menyiapkan badan ini. Tetapi, juga dibantu dengan peralatan-peralatan penunjuang yang sudah disediakan oleh UFC."
Baca juga: Eksklusif Road to UFC: Jeka Menginspirasi, Petarung Indonesia Siap Berjaya di Luar Negeri
Jeka juga mengatakan bahwa kelebihan 6 kilogram tersebut akan bisa ia turunkan dalam satu malam. Hal ini ia katakan berbeda dari ketika di Indonesia.
"Cutting saya ini modelnya misal masih kurang 5 atau 6 kg saya cuman nurunin itu satu malam," ujarnya.
"Setelah penimbangan saya akan dikasih vitamin, makan, lain sebagainya sehingga sudah bisa kembali pulih."
"Itulah yang belum kita pelajari di Indonesia. Kita biasanya jauh-jauh hari, satu bulan harus sudah di bawah batas. Ternyata hal itu salah, karena akan mengurangi kekuatan."
"Waktu tarung, berat kita cuma akan tambah 2 kg. Padahal, di UFC saat tarung petarung bisa tambah 10 kg dalam hanya 12 jam. Itu yang saya pelajari di sini," lanjut petarung berusia 28 tahun ini
"Makanya saya dilarang lebih 2 kg. Ini saja masih lebih 7 kg aja. Baru saat bertarung udah timbang bisa naik 10 kg."
Jeka pun kemudian menggambarkan rezim latihan yang ia jalani . Ia berlatih dengan beberapa teknik berbeda agar membuat penampilannya lebih lengkap.
"Latihan itu pagi dua jam, sore dua jam dan berganti teknik. Contohnya pagi latihan MMA, kemudian sore mungkin stand up," ujarnya menambahkan.
"Kemudian ada latihan BJJ terus ada pelatih conditioning. Ada empat orang pelatih di sini."
"Baru nanti ada satu pelatih seperti Marc Fiore yang menggabungkan semua yang saya pelajari dari pelatih-pelatih tersebut. Langsung dikombinasikan di latihan MMA., jadi komplet. Kalau istirahat paling Minggu."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.