KOMPAS.com - Ada kisah mengharukan di balik keputusan Rodtang Jitmuangnon menjadi petarung Muay Thai. Ia bertarung demi menghidupi 12 anggota keluarganya.
Rodtang Jitmuangnon akan bertanding melawan Jiduo Yibu pada ONE Fight Night 6 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, pada Sabtu (14/1/2023) pagi.
Petarung yang dikenal sebagai manusia rahang baja itu telah menjalani lebih dari 300 laga dengan catatan 269 kemenangan.
Muay Thai menjadi jembatan Rodtang Jitmuangnon untuk menghidup keluarganya yang mengalami kesulitan finansial.
Baca juga: Petarung MMA Victoria Lee Meninggal Dunia, CEO ONE Championship Terpukul
View this post on Instagram
Rodtang yang merupakan anak kedelapan dari 10 bersaudara, tinggal dan hidup di Provinsi Pattalung, area Selatan Thailand yang dikenal berada di bawah garis kemiskinan.
Sang ayah hanya bekerja sebagai buruh kasar, sedangkan ibunya berprofesi ganda sebagai tenaga panggilan dan ibu rumah tangga.
Terkadang, sang ibu mendapat uang tambahan saat jadi buruh cuci di pemakaman. Pekerjaan tak tentu itu jauh dari cukup untuk menghidupi keluarga besar Rodtang.
Demi mencukupi kebutuhan hidup, Rodtang serta saudara-saudaranya harus bekerja sejak dini untuk mencari uang tambahan.
Namun, semua mulai berubah ketika Rodtang berkenalan dengan Muay Thai pada umur delapan tahun.
Baca juga: ONE Championship: Rodtang Jitmuangnon, Bertarung Melawan Kanker dan Kemiskinan
Termotivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik seperti teman-temannya, Rodtang mulai berlatih Muay Thai dan mencari uang dengan bertarung di skena lokal sejak remaja.
"Saya melihat semua kesulitan orang tua dan berujar pada diri saya sendiri. Saya punya tangan dan kaki, tentu saya bisa melakukan ini," ujar Rodtang dalam rilis yang diterima Kompas.com.
"Tidak ada banyak pilihan, tapi hal itu adalah apa yang perlu saya lakukan," tutur Rodtang yang mulai bertarung sebelum usia 10 tahun ini.
Memasuki usia 14 tahun, Rodtang pun memberanikan diri untuk pindah ke Bangkok dan bergabung ke Jitmuangnon Gym hingga kini.
Baca juga: Jadwal Jeka Saragih di Final Road to UFC
Perlahan, Rodtang mulai meraih nama dan menjuarai Omnoi Stadium hingga MAX Muay Thai. Hidup Rodtang mulai berubah ketika ia bergabung ke ONE Championship pada 2018.
Berlaga di divisi Flyweight Muay Thai, Rodtang berhasil menyita perhatian dunia lewat debutnya melawan Sergio Wielzen.
Sejak saat itu, namanya mulai diperbincangkan karena gaya bertarungnya yang unik. Ia bertarung seperti buldoser yang terus melaju meski mendapat serangan lawan.
Bahkan, tak jarang ia menari-nari saat dagunya kena pukulan. Kurang dari setahun, Rodtang pun mendapat kesempatan untuk menantang Jonathan Haggerty yang kala itu merajai divisi flyweight.
Secara luar biasa, Rodtang memukul jatuh sang juara bertahan di ronde keempat dan meraih kemenangan lewat putusan bulat para juri demi menjadi raja baru.
Setelah itu, Rodtang sukses mempertahankan sabuknya hingga empat kali. Ia juga telah menyapu bersih semua lawan di divisi, dan menjadi sosok paling dominan di divisinya saat itu.
Berada di puncak karier, tidak membuat Rodtang lupa akan keluarga. Dengan uang hasil tandingnya ia membangun rumah untuk kedua orang tuanya di Thailand.
“Saya menyadari, lewat Muay Thai saya bisa mencukupi diri saya dan keluarga. Bertarung tak selalu mudah, tapi hidup saya tentu lebih mudah dari mereka. Jadi saya tak bisa menyerah,” ucapnya.
Saat ini, Rodtang memiliki misi untuk merebut sabuk emas kickboxing. Takhta itu akan diperebutkan oleh Superlek Kiatmoo9 serta Daniel Puertas yang juga akan berlaga di ONE Fight Night 6.
Ajang ini dapat disaksikan live di Youtube ONE Championship, watch.onefc.com, Netverse serta lewat siaran tunda di Net TV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.