KOMPAS.com - Timnas Indonesiabelum berhasil meraih gelar juara Piala AFF 2022 setelah kalah dari Vietnam dengan agregat 0-2 di babak semifinal.
Belum ada satu minggu dari kekalahan tersebut, kabar kurang mengenakkan kembali menerpa sepak bola Indonesia.
Rapat Exco PSSI pada Kamis (12/1/2023) memastikan Liga 1 2022-2023 bakal berjalan tanpa adanya degradasi. Hal ini sebagai imbas dari dihentikannya Liga 2 dan Liga 3.
Tanpa adanya sistem promosi-degradasi, persaingan antartim di Liga 1 terasa hambar, tak kompetitif.
Liga 1 tanpa degradasi membuat tim akan main aman. Sebab, kalah maupun menang tak membuat mereka tersingkir ke kasta kedua.
"Menghilangkan esensi dari kompetisi. Kompetisi tuh kan esensinya ada promosi dan relegasi (degradasi)," kata wartawan senior Harian Kompas sekaligus anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Anton Sanjoyo.
"Kalau tidak ada relegasi, artinya tim-tim yang ada di Liga 1 sekarang, mereka pertama merasa aman. Terutama tim-tim liga 1 terbawah," jelas dia.
"Mereka tidak bermain sepenuh hati pun, mereka tetap bermain di kasta tertinggi," ujar dia melanjutkan.
Baca juga: Keputusan Rapat Exco PSSI: Liga 1 Tanpa Degradasi, Liga 2 Dihentikan
Sepak bola Indonesia pernah merasakan kompetisi tanpa degradasi, tepatnya pada Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Kala itu, sepak bola Indonesia masih bergelut dengan upaya kebangkitan setelah dibekukan oleh FIFA.
Akan tetapi, momen itu tak dibarengi dengan sistem degradasi sehingga kurang menunjang persaingan di dalam kompetisi.
Setelah TSC 2016 bubar, sepak bola Indonesia beralih ke Liga 1 yang kita kenal saat ini.
Sejak 2017 hingga musim 2021-2022 berakhir, Liga 1 selalu memakai sistem promosi-degradasi.
Baca juga: Klasemen Liga 1: Persib Bandung Geser Persija Jakarta
Isu Liga 1 tanpa degradasi sempat berkembang pada musim 2021-2022. Akan tetapi, PSSI dan PT LIB memutuskan tetap memakai sistem degradasi.
Penghapusan degradasi dalam kompetisi telah mencoreng dua prinsip dasar kompetisi, yakni sporting merit dan integrity.
Hal ini sempat diucapkan oleh Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahyono, saat ada wacana penyelenggaraan Liga 1 2021 tanpa sistem degradasi sebagai imbas dari pandemi virus corona
Menurut Teddy, penghapusan degradasi dalam kompetisi telah mencoreng dua prinsip dasar kompetisi tersebut.
Konsep meritokrasi, asas yang mengacu kepada prestasi di atas lapangan, serta integritas memang dijunjung tinggi dalam olahraga.
Menurutnya, baik FIFA maupun AFC sudah mengatur dengan jelas mengenai asas sporting merit dan integrity dalam kompetisi.
"Kami sangat menolak kompetisi Liga 1 tanpa degradasi. Prinsip dasar dari kompetisi yaitu, sporting merit dan integrity harus dijalankan," kata Teddy saat dihubungi wartawan pada awal Mei 2021.
Baca juga: Arema FC Butuh Darah Muda Jelang Putaran Kedua Liga 1 2022-2023
"Statuta FIFA dan AFC mengatur dengan sangat jelas mengenai sporting merit dan integrity," ucapnya melanjutkan.
Persaingan liga tanpa degradasi hanya akan terjadi di papan atas untuk perebutan juara.
Sementara, tim-tim papan tengah dan bawah tak perlu takut harus turun kasta.
Klub-klub juga berpotensi "memberi jalan" bagi tim-tim papan atas yang tengah mengejar gelar juara, lagi-lagi melukai prinsip integritas dalam kompetisi.
Tanpa adanya sporting merit dan integrity lewat penghapusan degradasi, kualitas Liga 1 seakan jalan di tempat.
Lebih lanjut lagi, imbas buruk Liga 1 tanda degradasi adalah rawan permainan tim-tim yang memperebutkan gelar juara.
Tim-tim papan atas bisa saja "minta bantuan" ke tim medioker maupun papan bawah agar menang dan mendapat poin penuh sehingga bisa tetap meraih gelar juara.
Dengan kata lain, pertandingan tersebut "diperjual-belikan" oleh tim yang bersangkutan.
"Ada kemungkinan jual beli pertandingan," ungkap Anton Sanjoyo.
"Tim-tim yang sudah pasti teregelasi lalu berhadapan dengan tim yang masih memiliki kesempatan meraih gelar juara atau runner-up atau berapa besar, bisa diperjual-belikan."
"Ada kemungkinan-kemungkinan yang menjurus ketidak jujuran dalam pertandingan," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.