Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Suporter dalam Unsur Primordialisme

Kompas.com - 05/11/2022, 14:45 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Rasanya tak elok ketika suporter datang ke stadion membela klub kebanggaannya karena dimobilisasi oleh seseorang atau kelompok.

Suporter yang berbondong-bondong ke stadion mendukung klub kebanyakan karena keinginan sendiri tanpa mewakili kepentingan orang lain.

Kehadiran mereka dan ikatan antarsuporter bukan gerakan mobilisasi, melainkan sikap primordialisme.

Apa itu primordialisme? Dalam buku Sosiologi (2014) karya Kun Maryati, primordialisme adalah ikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan sosial yang sangat berpegang teguh terhadap hal-hal yang dibawa sejak lahir baik berupa suku bangsa, kepercayaan, ras, adat istiadat, daerah kelahiran dan lain sebagainya.

Baca juga: Apa Itu Injury Time dalam Permainan Sepak Bola?

Primordialisme erat kaitannya dengan etnosentrisme, yang begitu bangga dengan jati diri suku, daerah, hingga ras masing-masing individu.

Ketika kesamaan primordialisme itu ada, ikatan dengan individu lain terbentuk secara natural. Hal yang sama terjadi pada ikatan antarsuporter.

Namun, apakah ikatan antarsuporter dalam mendukung klub sepak bola kesayangan mereka ini tergolong sebagai ikatan primordialisme atau non-primordialisme mengingat suporter sepakbola ini kadang tidak memandang lokasi domisili seseorang?

Kemudian, apakah ikatan seperti ini juga Anda temui pada kelompok suporter di tempat tinggal Anda saat ini?

Baca juga: Chant, Sejarah Lagu Semangat di Laga Sepak Bola

Untuk pertanyaan di atas, relasi sepak bola Indonesia dan primordialisme sudah tertanam kuat.

Sebuah klub akan menjadi trademark atau ikon maupun identitas sebuah daerah. Sebagai contoh, Arema akan selalu mewakili Malang.

Sama halnya Persib akan mewakili Bandung bahkan Jawa Barat, Persebaya jadi bagian penting Surabaya.

Begitu juga saat suporter menjadi identitas daerah, Aremania (Malang), Bonek (Surabaya), Bobotoh (Bandung), Semeton (Bali), dll.

Rully Raki, pemerhati sosial dan pembangunan yang juga kolomnis Kompas.com, sifat primordialis tumbuh dan berasal dari pemahaman tentang primordialisme dilihat sebagai sikap yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik itu tradisi, adat istiadat, ataupun berbagai hal yang ada di lingkungan.

Baca juga: Pemain yang Mengatur Serangan dalam Permainan Sepak Bola

Namun, tidak bisa memungkiri fakta jika orang Indonesia akan menyukai klub kebanggaan di luar negeri seperti Barcelona, Real Madrid, atau Manchester United.

Dalam hal ini, suporter sepak bola  tersebut tidak memandang lokasi domisili seseorang.

Hanya saja, mereka juga tak akan pernah bisa menutupi latar belakang mereka sebagai orang Indonesia.

Jika suatu saat nanti timnas Indonesia juara atau membuat suatu prestasi, primordialisme akan tetap tumbuh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Internasional
Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Timnas Indonesia
Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Liga Indonesia
Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Liga Lain
Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com