KOMPAS.com - Rasanya tak elok ketika suporter datang ke stadion membela klub kebanggaannya karena dimobilisasi oleh seseorang atau kelompok.
Suporter yang berbondong-bondong ke stadion mendukung klub kebanyakan karena keinginan sendiri tanpa mewakili kepentingan orang lain.
Kehadiran mereka dan ikatan antarsuporter bukan gerakan mobilisasi, melainkan sikap primordialisme.
Apa itu primordialisme? Dalam buku Sosiologi (2014) karya Kun Maryati, primordialisme adalah ikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan sosial yang sangat berpegang teguh terhadap hal-hal yang dibawa sejak lahir baik berupa suku bangsa, kepercayaan, ras, adat istiadat, daerah kelahiran dan lain sebagainya.
Baca juga: Apa Itu Injury Time dalam Permainan Sepak Bola?
Primordialisme erat kaitannya dengan etnosentrisme, yang begitu bangga dengan jati diri suku, daerah, hingga ras masing-masing individu.
Ketika kesamaan primordialisme itu ada, ikatan dengan individu lain terbentuk secara natural. Hal yang sama terjadi pada ikatan antarsuporter.
Namun, apakah ikatan antarsuporter dalam mendukung klub sepak bola kesayangan mereka ini tergolong sebagai ikatan primordialisme atau non-primordialisme mengingat suporter sepakbola ini kadang tidak memandang lokasi domisili seseorang?
Kemudian, apakah ikatan seperti ini juga Anda temui pada kelompok suporter di tempat tinggal Anda saat ini?
Baca juga: Chant, Sejarah Lagu Semangat di Laga Sepak Bola
Untuk pertanyaan di atas, relasi sepak bola Indonesia dan primordialisme sudah tertanam kuat.
Sebuah klub akan menjadi trademark atau ikon maupun identitas sebuah daerah. Sebagai contoh, Arema akan selalu mewakili Malang.
Sama halnya Persib akan mewakili Bandung bahkan Jawa Barat, Persebaya jadi bagian penting Surabaya.
Begitu juga saat suporter menjadi identitas daerah, Aremania (Malang), Bonek (Surabaya), Bobotoh (Bandung), Semeton (Bali), dll.
Rully Raki, pemerhati sosial dan pembangunan yang juga kolomnis Kompas.com, sifat primordialis tumbuh dan berasal dari pemahaman tentang primordialisme dilihat sebagai sikap yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik itu tradisi, adat istiadat, ataupun berbagai hal yang ada di lingkungan.
Baca juga: Pemain yang Mengatur Serangan dalam Permainan Sepak Bola
Namun, tidak bisa memungkiri fakta jika orang Indonesia akan menyukai klub kebanggaan di luar negeri seperti Barcelona, Real Madrid, atau Manchester United.
Dalam hal ini, suporter sepak bola tersebut tidak memandang lokasi domisili seseorang.
Hanya saja, mereka juga tak akan pernah bisa menutupi latar belakang mereka sebagai orang Indonesia.
Jika suatu saat nanti timnas Indonesia juara atau membuat suatu prestasi, primordialisme akan tetap tumbuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.