Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Daftar Cela PSSI di Mata TGIPF

Kompas.com - 15/10/2022, 05:15 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

KOMPAS.com - Ada delapan "noda" alias cela PSSI terkait Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban meninggal dunia. Salah satu poin yang menjadi sorotan TGIPF adalah PSSI tidak melakukan sosialisasi yang memadai tentang regulasi FIFA soal penyelenggaraan pertandingan.

Pada Jumat (14/10/2022), Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang diketuai oleh Mahfud MD melaporkan hasil investigasi terkait insiden yang terjadi selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut.

Dalam kesimpulan hasil investigasi TGIPF tersebut, setidaknya ada delapan poin cela PSSI di balik tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan.

Poin pertama yang ditekankan TGIPF adalah PSSI tidak melakukan sosialisasi atau pelatihan yang memadai kepada panitia pelaksana pertandingan, aparat keamanan dan suporter soal regulasi FIFA dan PSSI sendiri.

Baca juga: Kesimpulan TGIPF: Aparat Keamanan Tembakkan Gas Air Mata secara Membabi Buta

Selain itu, TGIPF juga menyoroti adanya pengurus atau pemilik klub yang masuk dalam struktur pimpinan PSSI (Executive Committee).

Menurut TGIPF, hal tersebut memiliki potensi konflik kepentingan dalam persepak bolaan Tanah Air.

"Adanya regulasi PSSI yang memiliki potensi conflict of interest di dalam struktur kepengurusan," tulis TGIPF.

"Khususnya unsur pimpinan PSSI (Executive Committee) yang diperbolehkan berasal dari pengurus atau pemilik klub," lanjut pernyataan TGIPF.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar kesimpulan TGIPF Tragedi Kanjuruhan untuk PSSI selaku organisasi induk sepak bola Indonesia.

  1. Tidak melakukan sosialisasi/ pelatihan yang memadai tentang regulasi FIFA dan PSSI kepada penyelenggara pertandingan, baik kepada panitia pelaksana, aparat keamanan dan suporter.
  2. Tidak menyiapkan personel match commissioner yang memahami tentang tugas dan tanggungjawabnya, dan sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dalam mempersiapkan dan melaksanakan pertandingan sesuai dengan SOP yang berlaku.
  3. Tidak mempertimbangkan faktor risiko saat menyusun jadwal kolektif penyelenggaraan Liga 1.
  4. Adanya keengganan PSSI untuk bertanggung jawab terhadap berbagai insiden atau musibah dalam penyelenggaraan pertandingan yang tercermin di dalam regulasi PSSI (regulasi keselamatan dan keamanan PSSI 2021) yang membebaskan diri dari tanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan.
  5. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Liga oleh PSSI.
  6. Adanya regulasi PSSI yang memiliki potensi conflict of interest di dalam struktur kepengurusan khususnya unsur pimpinan PSSI (Executive Committee) yang diperbolehkan berasal dari pengurus atau pemilik klub.
  7. Masih adanya praktik-praktik yang tidak memperhatikan faktor kesejahteraan bagi para petugas di lapangan.
  8. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pengendalian pertandingan sepakbola Liga Indonesia dan pembinaan klub sepakbola di Indonesia.

Baca juga: Rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Reformasi PSSI, Tunda Liga sampai…

TGIPF Rekomendasikan Ketum dan Exco PSSI Mundur

Berdasarkan kesimpulan dari hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan tersebut, TGIPF lantas menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk PSSI.

Dalam rekomendasi untuk PSSI, poin pertama yang disampaikan TGIPF adalah Ketua Umum PSSI dan Komite Eksekutif (Exco) sebaiknya mengundurkan dari sebagai bentuk tanggung jawab moral.

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI. Namun, dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, di mana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 luka berat, 484 orang luka sedang atau ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," tulis TGIPF.

Baca juga: TGIPF: PSSI Harus Reformasi Diri

Selain itu, TGIPF juga meminta PSSI dan Polri untuk menyusun regulasi pengamanan pertandingan yang sesuai dengan standar FIFA.

"Unsur kepolisian hanya sebagai supervisi, tenaga pengamanan direkrut dari tenaga profesional atau steward yang dilatih dan disiapkan oleh Mabes Polri dan PSSI di bawah pengendalian Mabes Polr," imbuh TGIPF.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, insiden di Stadion Kanjuruhan meletus rampungnya laga tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Dengan korban meninggal dunia mencapai 132 jiwa, insiden di Stadion Kanjuruhan menjadi salah satu tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hasil Barcelona Vs Real Sociedad, Yamal Bawa Barca ke Posisi 2 Salip Girona

Hasil Barcelona Vs Real Sociedad, Yamal Bawa Barca ke Posisi 2 Salip Girona

Liga Spanyol
Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ketiga, Arsenal-Man City Bersaing Juara

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ketiga, Arsenal-Man City Bersaing Juara

Liga Indonesia
Hasil Aston Villa Vs Liverpool: Drama 6 Gol dan 1 'Bunuh Diri', Laga Tuntas Seri

Hasil Aston Villa Vs Liverpool: Drama 6 Gol dan 1 "Bunuh Diri", Laga Tuntas Seri

Liga Inggris
Kylian Mbappe dan Presiden PSG Ribut di Ruang Ganti, Dinding Sampai Bergetar

Kylian Mbappe dan Presiden PSG Ribut di Ruang Ganti, Dinding Sampai Bergetar

Liga Lain
Timnas Putri Indonesia Akan Melawan Singapura pada FIFA Matchday

Timnas Putri Indonesia Akan Melawan Singapura pada FIFA Matchday

Timnas Indonesia
Olivier Giroud Akan Tinggalkan Milan, Ucapkan Terima Kasih ke Maldini

Olivier Giroud Akan Tinggalkan Milan, Ucapkan Terima Kasih ke Maldini

Liga Italia
Olimpiade Paris 2024: Media China Sebut Jonatan Sebagai Ancaman

Olimpiade Paris 2024: Media China Sebut Jonatan Sebagai Ancaman

Badminton
Bali United Vs Persib, Nick Kuipers Menilai Maung Bandung Punya Keuntungan

Bali United Vs Persib, Nick Kuipers Menilai Maung Bandung Punya Keuntungan

Liga Indonesia
Sambut Piala Soeratin, PS Ebod Jaya Kebumen Seleksi Ratusan Pemain Lokal

Sambut Piala Soeratin, PS Ebod Jaya Kebumen Seleksi Ratusan Pemain Lokal

Liga Indonesia
Jadwal Liga Inggris: Lawatan Liverpool dan Partai Sulit Man City

Jadwal Liga Inggris: Lawatan Liverpool dan Partai Sulit Man City

Liga Inggris
Bintang Como Patrick Cutrone Cerita Peran Mendiang Ayah dan Kebanggaan Promosi Sebagai Putra Daerah

Bintang Como Patrick Cutrone Cerita Peran Mendiang Ayah dan Kebanggaan Promosi Sebagai Putra Daerah

Liga Italia
Thailand Open 2024: Gregoria dkk Antisipasi Faktor Angin Saat Bertanding

Thailand Open 2024: Gregoria dkk Antisipasi Faktor Angin Saat Bertanding

Badminton
Harapan Pemain Persib soal VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Harapan Pemain Persib soal VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Liga Indonesia
Thailand Open 2024, Ester dan Komang Bawa Spirit Piala Uber

Thailand Open 2024, Ester dan Komang Bawa Spirit Piala Uber

Badminton
Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com