KOMPAS.com - Insiden penembakan gas air mata kembali terjadi di dunia sepak bola kurang dari sepekan setelah terjadi di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022.
Insiden penembakan gas air mata itu terjadi pada laga lanjutan Liga Argentina yang mempertemukan Gimnasia vs Boca Juniors.
Pertandingan di Estadio Juan Carmelo Zerillo, Kamis (6/10/2022) waktu setempat itu harus dihentikan oleh wasit Hernan Mastragelo setelah laga baru berjalan sembilan menit.
Pemicunya adalah penembakan gas air mata di luar stadion oleh pihak kepolisian setempat.
Dilansir dari ESPN, laga Gimnasia vs Boca Juniors ini dihadiri banyak penonton sehingga stadion terisi penuh.
Baca juga: Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan, Melanggar Aturan FIFA
Namun, masih ada banyak suporter di luar stadion yang memaksa untuk masuk ke dalam meski sudah penuh.
Alhasil, pihak kepolisian Argentina menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk memaksa para suporter di luar stadion untuk mundur.
Sayang, asap dari gas air mata yang berada di luar stadion itu masuk ke dalam lapangan.
Para pemain dan penggemar di dalam lapangan sampai menutupi wajah mereka dan bahkan terlihat beberapa suporter di dalam stadion berlarian ke dalam lapangan.
????#Gimnasia y #BocaJuniors, suspendido por incidentes afuera del estadio. ¡Ojalá que no vaya pasar nada igual a lo ocurrido en Indonesia! Los hinchas de Gimnasia se están ahogando en las tribunas producto del gas lacrimógeno de la Policía. pic.twitter.com/TBcb83831t
— Junior Castillo Fuentes ?????? (@Jrcastillof9) October 7, 2022
Mempertibangkan efek bahanya yang ditimbulkan gas air mata membuat wasit Hernan Mastragelo menghentikan laga pada menit kesembilan.
Salah satu pemain Gimnasia, Leonardo Morales mengatakan bahwa anaknya yang hadir di stadion sampai tidak bisa bernapas akibat efek gas air mata tersebut.
"Anak saya yang berusia 2 tahun tidak bisa bernapas. Kami merasa putus asa dan khawatir terhadap semua orang di tribune. Ini gila!" kata Leonardo Morales.
"Kami memainkan pertandingan sepak bola normal dan semua berubah menjadi seperti ini. Kerabat kami hampir menjadi korban," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Cerita Tevez soal Maradona dan Arti Nomor 10 di Boca Juniors dan Juventus
Masih dilansir dari sumber sama, insiden yang terjadi di Estadio Juan Carmelo Zerillo memakan satu korban jiwa.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aiers, Sergio Berni.
"Ada satu orang meninggal. Dia meninggal karena masalah jantung," kata Sergio Berni.
Dilansir dari sumber yang berbeda, TyC Sports, korban yang meninggal dunia itu adalah Cesar Reguiro. Menurut Sergio Berni, Cesar Reguiro (57 tahun) memang memiliki riwayat penyakit jantung.
Melihat kejadian itu, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) melalui cuitan di akun Twitter mengutuk insiden dan kekerasan itu.
"AFA dengan tegas menolak peristiwa yang terjadi hari ini di sekitar stadion Gimnasia dan menyatakan komitmen untuk terus bekerja untuk memberantas insiden semacam ini yang menodai sepak bola," tulis AFA di akun Twitter resmi mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.