KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan selepas laga Arema FC vs Persebaya, 1 Oktober 2022, membuka banyak borok.
Selain ulah suporter yang tak terima jika tim kebanggaannya kalah, juga tindakan pihak keamanan yang berlebihan.
Ikatan antarsuporter begitu kuat kendati tak saling mengenal satu sama lain.
Satu serangan kasar kepada suporter, akan memicu emosi suporter lainnya. Terlebih jika terjadi di depan mata mereka.
Baca juga: Pelatih Arema Hancur Lihat Tragedi Kanjuruhan: Jika Kami Imbang...
Dalam video yang viral di media sosial belakangan ini, terlihat oknum TNI menendang dari belakang salah satu suporter Arema FC.
Suporter yang sedang menuju kembali ke tribune tiba-tiba ditendang dari belakang oleh oknum TNI.
Suporter lain yang melihatnya menganggap hal tersebut berlebihan. Begitu juga dengan netizen usai video tersebut viral.
Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI, Andika Perkasa, bertindak tegas.
Baca juga: Adilson Maringa Menangis Lihat Fan Arema Meninggal di Depan Mata
Andika mengatakan bakal mengusut tuntas oknum yang menendang dari belakang tersebut karena dianggap berlebihan.
Selain itu, dia menganggap tindakan oknum TNI yang represif bukan bagian dari prosedur pengamanan namun sudah masuk ranah pidana.
"Kita satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore, kita janji," jelas Andika Perkasa di kantor Kemenko Polhukam, Senin.
Menurut Andika, berdasarkan video yang beredar, tindakan berlebihan prajurit terhadap suporter bukan dalam rangka mempertahankan diri, melainkan menjurus tindak pidana.
"Yang terlihat viral kemarin, itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau misalnya, bukan."
"Itu termasuk, bagi saya masuk ke tindak pidana. Karena orang lagi, mungkin juga tidak berhadapan dengan prajurit itu, tapi (suporter) diserang," terangnya.
Dia menyebutkan, tindakan berlebihan prajurit di Stadion Kanjuruhan di luar kewenangan mereka.
Oleh karenanya, tindakan prajurit tersebut tak hanya memenuhi unsur pelanggaran disiplin, tetapi juga tindak pidana.
"Jadi kita tidak akan mengarah pada disiplin, tidak, tetapi pidana karena memang itu sudah sangat berlebihan," bebernya.
Baca juga: Presiden Arema FC: Kami Terima Sanksi Apa Pun dan Akan Kooperatif...
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana; Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Pythag Kurniati, Sabrina Asril), Kompas TV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.