KOMPAS.com - Tak bisa dibantah, Piala Dunia 1958 adalah panggung bagi Pele. Pada usia 17 tahun, Pele membawa Brasil menjadi juara dunia dan mencetak sebuah gol ajaib di partai final melawan tuan rumah Swedia.
Setelah tragedi Maracanazo 1950, Brasil kemudian cuma bisa mencapai perempat final Piala Dunia 1954 di Swiss.
Empat tahun setelah Piala Dunia di Swiss, Vicente Feola yang kala itu menjabat sebagai pelatih timnas Brasil membuat salah satu keputusan paling penting dalam sejarah sepak bola.
Feola memanggil seorang pemuda 17 tahun yang pada waktu itu punya catatan rata-rata satu gol per laga dalam musim penuh pertamanya bersama Santos.
Nama pemuda itu adalah Edson Arantes do Nascimento atau yang biasa dipanggil Pele.
Baca juga: 80 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Pele, Psikolog, dan Kesuksesan Brasil Juara Piala Dunia 1958
Keputusan Feola memanggil Pele ke dalam skuad untuk Piala Dunia 1958 itu sempat mendapat keraguan dari psikolog timnas Brasil, Joao Carvalhaes.
"Pele jelas kekanak-kanakan. Dia tidak memiliki semangat juang yang diperlukan," kata Carvalhaes kala itu, dikutip dari FourFourTwo.
Keraguan Carvalhaes memang cukup beralasan. Terlebih, Pele berangkat ke Swedia dengan kondisi belum pulih sepenuhnya dari cedera lutut.
Akan tetapi, semua keraguan itu sirna. Pele hadir untuk mengukir sejarah bersama Brasil.
Skuad Brasil pada Piala Dunia 1958 dianggap sebagai salah satu tim terbaik yang pernah ada.
Bagaimana tidak. Kala itu Selecao dihuni oleh nama-nama hebat seperti Mario Zagallo, Garrincha, Vava dan Nilton Santos. Kehadiran Pele yang masih berusia remaja pun memberi warna baru di tim.
Brasil memulai kiprah di Piala Dunia 1958 dengan kemenangan 3-0 atas Austria pada laga pembuka Grup 4. Namun, pada laga ini Pele dan Garrincha masih menjadi pemain cadangan.
Imbang 0-0 kontra Inggris pada laga kedua membuat Brasil harus bisa mengalahkan tim favorit Uni Soviet pada pertandingan pamungkas fase grup.
Baca juga: 78 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Pele, Remaja Jadi Raja di Piala Dunia 1958
Menurut cerita yang beredar, Vicente Feola mendapat masukan dari pemain agar menurunkan Garrincha dan Pele pada pertandingan krusial melawan Uni Soviet.
Para pemain Brasil lainnya mendesak agar Feola tak mendengarkan apa yang dikatakan psikolog tim, Joao Carvalhaes.
Feola yang meyakini Pele sudah fit akhirnya berubah pikiran. Ia menurunkan Pele dan Garrincha dalam formasi 4-2-4. Pele beroperasi di belakang sang penyerang tengah Vava, sedangkan Mario Zagallo ikut membantu lini tengah saat dibutuhkan.
Bermain melawan Uni Soviet yang kala itu diperkuat Lev Yashin, Pele mengukir sejarah sebagai pemain termuda yang tampil di Piala Dunia.
Brasil menang 2-0 atas Uni Soviet lewat sepasang gol Vava. Pele berkontribusi terhadap gol kedua Vava.
Kemenangan atas Uni Soviet membuat Brasil lolos ke perempat final sebagai juara Grup 4. Di perempat final, pasukan Vicente Feola bersua Wales.
Laga kontra Wales menjadi momentum bagi Pele untuk memperkenalkan dirinya ke dunia. Ia mencetak gol tunggal kemenangan Brasil atas Wales di hadapan lebih dari 25.000 penonton di Stadion Ullevi, Gothenburg.
Brasil terus melaju. Di semifinal, lawan yang mereka hadapi adalah Perancis yang dimotori Just Fontaine dan Raymond Kopa. Brasil menang 5-2 dengan Pele mencetak hat-trick!
Usai melibas Perancis di semifinal, Brasil lantas berjumpa tuan rumah Swedia pada partai puncak.
Laga final Piala Dunia 1958 dilangsungkan di Stadion Rasunda, Solna, dengan disaksikan nyaris 50.000 pasang mata.
Baca juga: 75 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Cerita Pele dan Nomor 10 Keramat Brasil
Brasil sukses menaklukkan Swedia dengan skor 5-2 untuk meraih gelar Piala Dunia pertama mereka.
Di tim Brasil, Vava dan Pele sama-sama mencetak dua gol. Satu gol lainnya dicetak oleh Mario Zagallo.
Pele dua kali menjebol gawang Swedia, masing-masing pada menit ke-55 dan 90.
Namun, gol pertama Pele-lah yang membuat pemain kelahiran Minas Gerais itu menjadi pusat perhatian. Pele melakukan sentuhan ajaib sebelum mengoyak jala gawang Swedia.
Gol ajaib Pele diawali itu dengan kontrol dada sempurna yang ia lakukan di dalam kotak penalti ketika mendapat penjagaan lawan.
Di ruang sempit, dengan Bengt Gustavsson coba mengadangnya, Pele memilih mencungkil bola melewati atas kepala lawannya itu.
Dalam video yang dirilis FIFA, Pele melambungkan bola setinggi 3,2 meter untuk menghindari jegalan Gustavsson.
Pada saat bola berada di atas, pandangan Pele tetap terfokus pada bola. Sebelum bola menyentuh tanah, ia melepaskan tembakan voli yang membuat bola bersarang telak ke gawang Swedia.
Usia 17 tahun, enam gol sepanjang turnamen, dan satu gol ajaib di partai final yang ikut membawa Brasil juara. Pele seperti tahu betul bagaimana cara memperkenalkan dirinya ke dunia.
Dan, Piala Dunia 1958 di Swedia menjadi saksi lahirnya calon legenda besar sepak bola bernama Pele.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.???? The goal that began the story of a legend.
????????@Pele stunning the world back in 1958. pic.twitter.com/odMmDVk0g0
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) April 14, 2018