Kesehatan Kardiopespitori bagi Pelari

KOMPAS.com - Memiliki daya tahan kardio respiratori yang baik dan lebih banyak merupakan ciri-ciri pelari jarak jauh.

Apa itu kardiorespiratori? Mudahnya, kardiorespiratori adalah daya tahan paru-paru dan jantung.

Rusli Lutan dalam bukunya, Menuju Sehat dan Buga (2001), menyatakan bahwa secara teknik pengertian kardio (jantung), vaskuler (pembuluh darah), respirasi (paru-paru dan ventilasi), dan aerobik (bekerja dengan oksigen).

Daya tahan kardiorespiratori adalah kesanggupan atau kemampuan sistem jantung, pembuluh darah, paru-paru, tulang, dan otot.

Baca juga: Kunci Pertama yang Harus Dikuasai dalam Lari Jarak Pendek

Semakin bagus daya tahan kardiorespiratori seseorang, kian sehat jantung maupun kemampuan individu menampung oksigen di dalam tubuh.

Bagi pelari, khususnya jarak menengah hingga jauh, kesehatan kardiorespiratori sangat dibutuhkan.

Sebab, berlari jarak jauh dan bergerak secara konsisten memerlukan pengaturan napas yang baik.

Bagaimana Cara Mengetahui Level Kardiopespitori?

Dikutip dari Kompas Lifestyle, kebugaran kardiorespiratori dapat diukur melalui konsumsi maksimal oksigen (VO2 max) yang dilakukan saat melakukan olahraga aerobik atau berlari.

Baca juga: Faktor Utama Pemberi Kontribusi Terhadap Lari Jarak Menengah

VO2 max akan mengungkap kemampuan tubuh untuk mengirimkan dan menggunakan oksigen saat melakukan aktivitas fisik.

Walau kadar kardirespirasi kita buruk, kita bisa meningkatkannya. Caranya? Dengan berolahraga rutin dan konsisten.

Pada orang dewasa sehat, latihan interval intesitas tinggi (HIIT) dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi dibandingkan latihan intensitas sedang dan durasinya panjang, meski jumlah kalori yang dibakar sama.

Memang tidak semua orang sanggup melakukan HIIT, tetapi ini bisa menjadi alternatif di sela latihan rutin.

Baca juga: 5 Perbedaan Lari Jarak Pendek dengan Menengah

Lagi pula, olahraga ini cocok untuk mereka yang tidak punya waktu banyak untuk olahraga.