Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa UEFA Menghapus Aturan Gol Tandang di Liga Champions dan Liga Europa?

Kompas.com - 15/02/2022, 10:40 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

Sumber Squawka

KOMPAS.com - Fase gugur Liga Champions dimulai dari babak 16 besar hingga partai final nanti.

Salah satu poin penting dari kompetisi antarklub elite Eropa tersebut adalah dihapusnya aturan gol tandang Liga Champions.

Fase 16 besar Liga Champions 2021-2022 bakal dimainkan mulai Rabu (16/2/2022) dini hari WIB.

Partai besar akan tersaji yakni Paris Saint-Germain vs Real Madrid. Sementara itu, Sporting Lisbon bakal menjamu Manchester City.

Kemudian pada Kamis (17/2/2022) dini hari WIB, ada dua pertandingan yakni Inter Milan vs Liverpool dan Salzburg vs Bayern Muenchen.

Baca juga: Jadwal Liga Champions, PSG Vs Real Madrid dan Sporting CP Vs Man City

Tak Ada Lagi Gol Tandang

Pada Juni tahun lalu, Uni Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mengumumkan bahwa mereka menghapus aturan gol tandang untuk semua kompetisi di bawah naungannya mulai musim 2021-2022.

Dengan keputusan yang diambil UEFA tersebut, aturan gol tandang tidak akan berlaku lagi untuk kompetisi Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League.

Itu merupakan sebuah langkah bersejarah lantaran regulasi soal gol tandang sudah diperkenalkan sejak 1965.

"Aturan gol tandang telah menjadi bagian intrinsik dari kompetisi UEFA sejak diperkenalkan pada 1965. Namun, pertanyaan tentang penghapusannya telah diperdebatkan di berbagai pertemuan UEFA selama beberapa tahun terakhir," kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin, seperti dilansir dari Squawka News, Juni tahun lalu.

Lebih lanjut, Ceferin menyatakan bahwa alasan utama kenapa aturan gol tandang di kompetisi Eropa dihapuskan adalah pertimbangan keadilan.

Menurut Ceferin, aturan gol tandang membuat tim tuan rumah takut bermain menyerang khususnya pada leg pertama karena mereka takut kebobolan.

Baca juga: Panduan Pengucapan Nama Pemain yang Benar di Babak 16 Besar Liga Champions

"Dampak dari aturan tersebut sekarang bertentangan dengan tujuan awalnya, karena pada kenyataannya aturan itu menghalangi tim tuan rumah (khususnya di leg pertama) untuk menyerang karena mereka takut kebobolan yang akan memberikan lawan keuntungan penting."

"Ada juga kritik atas ketidakadilan, terutama dalam perpanjangan waktu, yang mewajibkan tim tuan rumah mencetak dua gol ketika tim tamu telah mencetak gol."

"Adalah adil untuk mengatakan bahwa keuntungan tuan rumah saat ini tidak lagi sepenting dulu," tutur Ceferin.

Dengan dihapuskannya aturan gol tandang, apabila ada hasil imbang secara agregat dalam dua leg maka pemenangnya akan ditentukan melalui babak tambahan waktu hingga adu penalti.

Reaksi para pemain Bayern Muenchen setelah menang 2-1 atas Atletico Madrid pada semifinal kedua Liga Champions di Stadion Vicente Calderon, Selasa (3/5/2016). Bayern gagal melaju ke final karena kalah agresivitas gol tandang. LUKAS BARTH/AFP Reaksi para pemain Bayern Muenchen setelah menang 2-1 atas Atletico Madrid pada semifinal kedua Liga Champions di Stadion Vicente Calderon, Selasa (3/5/2016). Bayern gagal melaju ke final karena kalah agresivitas gol tandang.

Baca juga: 16 Besar Liga Champions, Kelemahan Liverpool yang Bisa Dieksploitasi Inter Milan

Hilangnya Momen-momen Dramatis Gol Tandang

Aturan gol tandang Liga Champions kerap menghadirkan momen-momen dramatis. Bahkan, sejumlah gol tandang di Liga Champions pada masa lalu masih terus diingat hingga saat ini.

Gol Andres Iniesta di Stamford Bridge kala Barcelona berjumpa Chelsea pada semifinal leg kedua Liga Champions 2008-2009 menjadi salah satu momen dramatis yang tercipta berkat adanya aturan gol tandang.

Contoh lain momen dramatis gol tandang adalah hat-trick Lucas Moura (Tottenhham Hotspur) ke gawang Ajax pada semifinal Liga Champions 2018-2019 dan gol penentu Kostas Manolas (AS Roma) atas Barcelona (perempat final 2017-2018).

Kini, dengan tidak berlakunya gol tandang, dipastikan momen-momen dramatis seperti itu tidak akan tercipta lagi di pentas Liga Champions atau Liga Europa.

Baca juga: Bayern Muenchen, Sang Pembantai di Liga Champions

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Squawka
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com