KOMPAS.com - Penyelenggaraan seri 4 kompetisi Liga 1 2021-2022 tak lepas dari berbagai masalah. Permasalahan yang timbul mulai dari fasilitas stadion, jadwal pertandingan, hingga badai Covid-19 yang menerpa sejumlah klub.
Lanjutan Liga 1 2021-2022 digelar di Bali mulai pekan ke-18. Tiga stadion di Pulau Dewata yang digunakan untuk menggelar laga-laga Liga 1 adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion I Gusti Ngurah Rai (Denpasar), dan Stadion Kompyang Sujana (Denpasar).
Di balik pertandingan-pertandingan seru yang tersaji, berbagai masalah timbul selama penyelenggaraan Liga 1 di Bali.
Berikut Kompas.com merangkum tiga kendala yang sempat terjadi pada penyelenggaraan Liga 1 2021-2022 di Bali.
Sengkarut penyelenggaraan Liga 1 di Bali diawali dengan masalah fasilitas Stadion Ngurah Rai yang menjadi venue laga Persebaya Surabaya vs Bali United.
Berawal dari unggahan video singkat di akun Twitter Persebaya, kondisi ruang ganti Stadion Ngurah Rai dianggap tidak layak untuk menggelar pertandingan level Liga 1.
Baca juga: Berita Foto: Penampakan Terbaru Ruang Ganti Stadion I Gusti Ngurah Rai Setelah Sempat Viral
Dalam video tersebut, tampak para pemain sedang bersiap-siap di tengah ruangan panjang seperti lorong selebar kurang lebih 2 meter.
Di sisi kanan dan kiri sepanjang lorong berjejer kursi-kursi yang di atasnya ada jersey dan perlengkapan pertandingan pemain lainnya.
Sehingga, kursi-kursi tersebut sebagai pengganti loker permain yang tidak terlihat dalam video.
Selain kondisi ruang ganti pemain, ruang kosong penyiaran juga menjadi sorotan.
Pada foto yang beredar, tempat khusus kamera utama untuk siaran langsung tidak memiliki sekat. Sehingga kegiatan penyiaran bisa langsung dilihat dari tribun VIP.
Menanggapi kegaduhan yang terjadi, PT LIB turun langsung dipimpin Direktur Utama, Akhmad Hadian Lukita, untuk memastikan kembali fasilitas yang menjadi sumber kegaduhan.
PT LIB kemudian melakukan tur ruang ganti untuk mengklarifikasi bahwa kritik yang dilayangkan tidak benar.
Ruang ganti di Stadion Ngurah Rai pun lantas direnovasi sehingga tim-tim yang akan berlaga lebih nyaman beraktivitas di dalamnya.
Sementara itu, mengenai ruang penyiaran diakui memang menjadi catatan. Namun, Akhmad Hadian Lukita meminta waktu karena mengubah stadion secara fisik tak bisa dilakukan secara ringkat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.