KOMPAS.com - Petenis peringkat satu dunia Novak Djokovic terancam tidak bisa tampil di French Open 2022.
Kabar tersebut muncul setelah Kementerian Olahraga Perancis mengeluarkan pernyataan bahwa setiap atlet yang bertanding di negara tersebut wajib divaksinasi Covid-19.
Melansir Reuters, Undang-undang tentang paspor vaksin telah disetujui oleh parlemen pada Minggu (16/1/2022).
UU itu mewajibkan setiap orang untuk memiliki sertifikat vaksin saat memasuki tempat umum seperti restoran, kafe, bioskop, dan kereta jarak jauh.
"Aturannya sederhana. Paspor vaksin akan diberlakukan segera setelah undang-undang disahkan. Ini berlaku untuk semua orang yang menonton atau atlet profesional sampai pemberitahuan lebih lanjut," demikian pernyataan Kementerian Olahraga Perancis.
Baca juga: Novak Djokovic dan Australian Open: Diawali Keriuhan, Berhias Harapan, Ditutup Kecewa
"Roland Garros (French Open) akan berlangsung bulan Mei. Situasinya mungkin bisa berubah dan kami berharap itu akan lebih menguntungkan. Jadi, kita lihat saja. Namun, jelas tidak ada pengecualian," lanjut pernyataan tersebut.
Adapun Djokovic merupakan peraih 20 Grand Slam. Catatan itu sama dengan prestasi dua rivalnya, yakni Roger Federer dan Rafael Nadal.
Sebelum French Open yang akan digelar Mei 2022, Djokovic sejatinya memiliki peluang untuk mendapatkan titel Grand Slam ke-21 di Australian Open 2022 yang saat ini sedang berlangsung.
Namun, harapan itu pupus setelah dirinya dideportasi dari Australia pada Minggu (16/1/2022) malam waktu setempat.
Djokovic yang dikenal sebagai petenis anti-vaksin itu memutuskan terbang ke Melbourne untuk mengikuti Australian Open setelah mengantongi pengecualian vaksinani Covid-19 dari Tennis Australia (TA) dan Pemerintah Negara Bagian Victoria melalui panel independen.
Namun, Djokovic langsung ditahan oleh otoritas setempat setibanya di Bandara Tullamarine, Melbourne, Australia, Rabu (5/1/2022) dini hari waktu lokal.
Baca juga: Deportasi Bukan Akhir, Djokovic Bisa Mentas di Australia Open Selanjutnya
Visa Djokovic dipermasalahkan karena sang petenis dinggap gagal menunjukkan cukup bukti terkait izin masuk ke Australia tanpa mendapatkan vaksin.
Saat tiba di Melbourne, Djokovic berdalih telah mendapatkan izin masuk dari pemerintah daerah dan undangan langsung Tennis Australia dengan dasar dirinya tak perlu divaksin karena sempat terpapar Covid-19 pada medio Desember.
Namun, Petugas Perbatasan Australia (BFA) tetap tak menerima dalih tersebut dan Djokovic pun ditahan sementara di Hotel Park, tempat yang sama untuk mereka yang tak mendapat izin masuk Australia.
Setelah itu, Djokovic melalui pengacaranya langsung mengajukan banding karena marasa mendapat perlakuan tak adil dari petugas imigrasi di bandara dan dirinya punya cukup bukti untuk bertanding pada Australian Open 2022.
Djokovic kemudian memenangi banding dengan Hakim Anthony Kelly menyatakan bahwa keputusan Pemerintah Australia yang mencabut visa Djokovic "sangat tidak masuk akal".
Akan tetapi, Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke dengan menggunakan kekuatan pribadinya kembali membatalkan visa Djokovic pada Jumat (14/1/2022).
Baca juga: Respons Novak Djokovic Saat Tahu Akan Dideportasi dari Australia
Alex Hawke dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pembatalan visa Djokovic dilakukan atas dasar kepentingan publik terkait kesehatan dan ketertiban di tengah pandemi Covid-19.
Pembatalan visa oleh Menteri Imigrasi Australia membuat Djokovic harus bermalam lagi di Hotel Park, Melbourne, sambil menunggu sidang Pengadilan Federal yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (16/1/2022).
Dalam sidang Pengadilan Federal yang sangat menentukan itu, Djokovic mendapat kesempatan untuk sekali lagi mengajukan banding.
Namun, hakim menolak banding tersebut sehingga Novak Djokovic harus dideportasi dan mengubur harapan untuk tampil pada Australian Open 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.