KOMPAS.com - Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, harus menerima kenyataan pahit ketika hendak tampil pada pergelaran Australia Open 2022.
Setelah melalui lika-liku persoalan visa dan pengecualian vaksinasi Covid-19, Novak Djokovic harus dideportasi dari Australia.
Deportasi itu terjadi setelah banding terakhir yang Novak Djokovic ajukan ditolak oleh Pengadilan Federal pada Minggu (16/1/2022).
Novak Djokovic pun dilaporkan sudah meninggalkan Australia pada hari yang sama. Dia dipatikan tak bisa bertanding pada Australia Olen 2022 dan kehilangan peluang melanjutkan status juara bertahan di turnamen pembuka musim Grand Slam tersebut.
Baca juga: Banding Ditolak, Novak Djokovic Batal Mentas di Australia Open
Sebelumnya, Novak Djokovic berhasil meraih gelar Australia Open dalam tiga edisi beruntun, yakni pada 2019 hingga 2021.
Artinya, petenis asal Serbia itu berpeluang memperpanjang rekor menjadi empat kali beruntun jika berhasil menjuarai Australia Open edisi 2022.
Namun, peluang tersebut kandas setelah Novak Djokovic dideportasi dari Australia.
Selain itu, Djokovic juga melewatkan kesempatan untuk meraih gelar single Grand Slam ke-21 yang akan membuat dirinya melewati rekor Rafael Nadal dan Roger Federer.
Baca juga: Respons Novak Djokovic Saat Tahu Akan Dideportasi dari Australia
Walau begitu, pendeportasian dari Australia bukanlah akhir bagi karier Novak Djokovic di Negeri Kanguru.
Memang, biasanya deportasi akan diikuti dengan larangan memasuki Australia selama tiga tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.